Mata Iman #843: MENANGISLAH JIKA INGIN MENANGIS
MATA IMAN #843
Rabu, 20 Juli 2022
Bacaan: Lukas 19:41-44
Nas : Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya. (ayat 41)
MENANGISLAH JIKA INGIN MENANGIS
Seorang aktor benar-benar menangis dalam sebuah adegan, walaupun tidak ada tuntutan skenario untuk melakukannya. Hal tersebut mengundang banyak pujian. Si aktor berkata, saat melakoninya, ia sungguh-sungguh berempati kepada sang lawan mainnya yang dalam kisah digambarkan rela berkorban menyerahkan “golden core” (inti jiwa emas) kepada adik seperguruannya. Padahal tanpa “golden core”, berarti kesaktiannya hilang.
Yesus memandang Yerusalem, kota yang terbentang di hadapan-Nya, lalu menangisinya dan mengucapkan suatu nubuat sedih tentang nasib kota itu. Bahwa akan datang saatnya, Yerusalem akan dikelilingi oleh kubu, dikepung dan dihimpit dari segala jurusan, direbut dan dibinasakan oleh musuh dengan kerugian nyawa amat besar, karena penduduknya gagal menyadari bahwa Allah sedang melawatnya dan ingin menyelamatkannya. Yesus menangisi Yerusalem, yang walaupun menyandang arti damai sejahtera namun justru menebar kebencian dan angkara murka. Sama sekali tidak bercitra surga. Padahal Yesus benar-benar rindu mengumpulkan mereka, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi mereka tidak bersedia (Lukas 13:34).
Menangis tidak selalu terkait dengan diri sendiri. Ketika turut menangis bersama sesama yang sedang menderita, itulah salah satu wujud empati yang dilakukan manusia. Dan akan semakin bermakna ketika ditindaklanjuti dengan aksi nyata yang mampu meringankan beban derita. Jadi, tidaklah tepat jika ada yang berpendapat bahwa menangis adalah bentuk kelemahan manusia. (SLS)
BERSUKACITALAH DENGAN ORANG YANG BERSUKACITA, DAN MENANGISLAH DENGAN ORANG YANG MENANGIS
(Roma 12:15)
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368