Renungan Mata Iman

Mata Iman #844: MENGHIDUPKAN TUHAN KEMBALI

MATA IMAN #844
Kamis, 21 Juli 2022

Bacaan: Filipi 3:7-21
Nas: Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. (Ayat 7-9)

MENGHIDUPKAN TUHAN KEMBALI

Dalam film Thor: Love and Thunder, ada tokoh Gorr, Sang Penjagal Dewa; yang kecewa karena dewa tidak mengabulkan doanya, bertekad membunuh para dewa. Di abad 19, filsuf Jerman, Friedrich Nietzsche, mencetuskan Gott ist tot (Tuhan sudah mati), sebagai gantinya adalah Ubermensch (Manusia Unggul) yang mengandalkan diri sendiri sehingga cenderung menafikan Tuhan, mendobrak tradisi, dogma dan moralitas serta menggantikan nilai yang diistilahkan Transvaluasi, dari moralitas hamba, yang tunduk dan pasrah, menjadi moralitas tuan yang dominan, memutuskan dan menentukan nasibnya sendiri.

Aliran eksistensialisme sekaligus nihilisme tersebut merupakan antitesis iman Kristen. Kita mengimani “Tuhan hidup kembali di dalam kita.” dalam penebusan dosa dan penyertaan Roh Kudus. Kita menyadari keterbatasan dengan tetap berpengharapan melalui usaha dan doa. Nas renungan hari ini adalah rumusan Transvaluasi ala Kristen: “Karena pengenalan akan Allah melalui Yesus yang lebih mulia, menggantikan apa yang dahulu dianggap bermakna namun kini menjadi kerugian dan sampah.”

Mari introspeksi, apa atau siapa yang kita kejar? Kebenaran Kristus atau kebenaran diri sendiri? Berlari ke arah panggilan sorgawi dengan meneladani Kristus dan menjadi teladan, atau ke perkara duniawi? Tetap setia, atau berakhir menjadi “Seteru Salib Kristus”? Dari pemikiran, terbentuk sikap yang mewujud ke dalam tindakan. Transvaluasi pun telah dicontohkan Yesus dengan membongkar nilai mengenai siapa yang terbesar, dari yang tadinya “tuan yang duduk dan dilayani” menjadi “hamba yang membungkuk untuk membasuh kaki” sebagai wujud kerendahan hati. (YOD)

Beginilah firman TUHAN: “Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.”(Yeremia 9:23-24)


Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?