Mengakui Peran Perempuan Dan Allah, Sang Pemberi Daya – Refleksi Pendalaman Alkitab Spesial Kartini & Hari Puisi Nasional
“Ngapain perempuan kok sekolah tinggi-tinggi, kerja sampai susah payah, toh juga nanti juga ngurus rumah….”
Pernah mendengarkan ungkapan serupa? Atau mungkin Sobat Cengkir pernah secara tidak sengaja menyampaikan kalimat di atas kepada perempuan lain? Hal ini merupakan ciri belum memahami kasih karunia Allah yang tidak memandang rupa. Di Alkitab, kita dapat memahami peran perempuan yang juga bisa atau lebih hebat daripada laki-laki. Salah satu tokoh yang dapat kita pelajari adalah Debora.
Dalam Pendalaman Alkitab yang dipandu oleh Pdt. Stella Luciana, Debora dalam Hakim-hakim pasal 5, oleh banyak teolog disepakati sebagai karya sastra tertua dalam sejarah Israel, yang disusun pada masa Pra-Monarki dengan tema kemenangan. Nyanyian Debora, diperkirakan ditulis oleh seorang perempuan, di mana perempuan ditempatkan pada posisi yang lebih tinggi, padahal dalam konteks sejarah perempuan dianggap kelas kesekian.
Debora merupakan Hakim di Israel, di mana Allah mengangkat satu demi satu Hakim-hakim demi memimpin Israel Debora, yang namanya berarti lebah, sebelum menjadi Hakim, ia juga merupakan seorang Nabiah. Hal ini mematahkan argumen yang mengucilkan peran perempuan di masa tersebut. Sebagai Nabiah, Debora mampu memimpin ritual peribatan, menyampaikan teguran dari Allah; dan sebagai Hakim, Debora juga mampu memenangkan pertempuran.
Masa di mana bangsa Israel merasa nyaman dengan kondisi yang terpuruk, merasa tidak perlu ada yang diperjuangkan, Debora justru dipakai Allah untuk menjadi “Ibu” bagi Israel untuk membangkitkan mereka. Debora menekankan juga, segala tindakan yang nampak hebat, yang mematahkan paradigma banyak orang terkait status perempuan, semuanya adalah perkenanan Allah saja dan Allah yang patut dipermuliakan.
Dalam masa ini, mungkin sebagian dari kita, baik laki-laki maupun perempuan sendiri pun, masih menganggap perempuan tidak perlu mendapatkan peran yang besar. Namun dengan memahami sosok Debora yang diberdayakan oleh Allah, kita disadarkan bahwa Allah memampukan siapapun yang Dia pilih untuk menjadi perpanjangan tangan pengasihan-Nya.
