Mata Iman #36: PHP ala Fatamorgana

MATA IMAN #36

Bacaan: Amsal 3:28

Nas: Janganlah engkau berkata kepada sesamamu: “Pergilah dan kembalilah, besok akan kuberi,” sedangkan yang diminta ada padamu. (Amsal 3:28)

PHP ala Fatamorgana

Fatamorgana adalah ilusi optik yang ada di padang pasir; terjadi karena pembiasan cahaya dan hawa panas yang membuat orang menjadi halu, atau berhalusinasi seolah melihat kolam mata air. Nama fenomena alam tersebut berasal dari Morgane Le Fay, seorang penyihir dalam legenda Raja Arthur; yang dengan mantranya mampu memanipulasi pikiran, sedangkan Fata adalah ‘peri’ dalam Bahasa Italia.

Bayangkan, saat Sobat Cengkir kepanasan di gurun, dari jauh nampak oase. Sobat Cengkir berlari hingga dekat, lalu melompat untuk berenang, ternyata jatuh di hamparan pasir. Jika ingat cerita Tintin dalam episode Negeri Emas Hitam, mungkin kita bisa tertawa karena itulah yang dialami kedua detektif kembar yang kena ZONK, ha ha ha.. Kalau penasaran, lihatlah cuplikan komiknya.

Firman Tuhan kali ini bersumber dari Amsal yang mengajarkan kebijaksanaan. Jika kita pernah berjanji mau menolong atau memberikan sesuatu, apalagi jika itu memang hak orang tersebut; seperti THR bagi pegawai, maka lakukanlah; jangan jadi PHP atau Pemberi Harapan Palsu dengan jawaban tarsok, alias ntar atau besok; dan akhirnya seperti syair lagu Rinto Harahap “Tapi janji… tinggal janji…”

Berlakulah adil dan jagalah reputasi Anda dengan tidak sembarangan mengumbar janji, serta tepatilah jika sudah berjanji; supaya Anda jangan menjadi seperti fatamorgana, atau ungkapan ini di bawah ini,
(YOD)

Awan dan angin tanpa hujan, demikianlah orang yang menyombongkan diri dengan hadiah yang tidak pernah diberikannya.
(Amsal 25:14)

———————————
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by (081388901368)
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?