Mata Iman #334: Kemelekatan
MATA IMAN #334
Senin 22 Februari 2021
Bacaan: Kejadian 37:31-36
Nas: Sekalian anaknya laki-laki dan perempuan berusaha menghiburkan dia, tetapi ia menolak dihiburkan, serta katanya: “Tidak! Aku akan berkabung, sampai aku turun mendapatkan anakku, ke dalam dunia orang mati!” Demikianlah Yusuf ditangisi oleh ayahnya. (ay 35).
KEMELEKATAN
Kemelekatan adalah kata benda yang berasal dari kata dasar lekat. Lekat berarti sangat erat menempel. Kita kadang melekat kepada sesuatu atau seseorang karena saking cintanya, tidak mau berpisah dengannya, misal: Barang berharga, derajat-pangkat, anak, isteri atau suami dan masih banyak lagi yang lain. Kita akan sangat terpukul jika kehilangannya.
Demikian pula Yakub, yang saking sayangnya kepada Yusuf, sehingga ketika kehilangan dia, Yakub sangat berduka, bahkan ia bertekad untuk terus berkabung sampai ajalnya. Memilukan bukan? Yakub berfokus kepada dirinya, ia tidak sanggup melihat rancangan Tuhan yang indah di balik peristiwa kehilangan Yusuf. Yakub limbung seolah-olah kehilangan pegangan karena ia melekat kepada yang fana, ia lupa bahwa ia mempunyai Allah yang mengasihinya.
Segala yang ada di muka bumi ini yang diciptakan Tuhan, membawa sifat kefanaannya masing-masing. Hanya satu yang kekal yaitu Sang Pencipta yang Mahakekal. Oleh karena itu, marilah kita membangun kesadaran bahwa semua yang fana pada saatnya akan pergi menghilang dari muka bumi. Janganlah melekat erat kepada ciptaan-Nya yang fana, karena kita akan berduka ketika kehilangannya. Kemelekatan kepada Sang Pencipta akan menimbulkan sukacita, karena kalau kita kehilangan yang fana, Tuhan akan memberi kekuatan dan penghiburan sejati. Mencintai atau menyayangi boleh bahkan harus, tetapi jangan melekat. (ENO)
TAK PEDULI APA YANG TELAH HILANG, SELAMA KITA MAMPU BERSYUKUR KEPADA TUHAN, KITA TAK KEHILANGAN APAPUN.
—–
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)