Liputan Kebaktian Rabu Abu: Kesalehan Palsu
Pernah gak, beli barang di Online Shop, Sobat Cengkir tertarik banget buat beli karena harganya murah banget di kantong; begitu barangnya datang, ternyata palsu? Sedih dan kesel banget dong ya, tentu kita komplain atau bahkan kasih rate jelek pada Online Shop tersebut. Lantas, apabila yang palsu adalah kesalehan hidup kita,orang Kristen, bagaimana Tuhan meresponsnya?
Ibadah Rabu Abu, 17 Februari 2021 pukul 19.30 WIB kali ini mengangkat tema “Kesalehan Palsu” yang dilayani oleh Pdt. Gatot P. Tamtama. Dengan mengangkat nats bacaan Matius 6:1-6, 16-21, beliau menjelaskan bahwa kepalsuan hadir di berbagai bidang kehidupan, bahkan di bidang keagamaan. Dalam grup WA, seorang teman mengirimkan tayangan singkat mengenai preman yang paling ditakuti masa kini. Bukan yang berbadan kekar, bertato dan bermuka sangar, tetapi yang ditakuti adalah preman dengan tampilan rohaniwan.
Pada bacaan kali ini, Yesus menyampaikan bahwa kesalehan palsu pun dapat diwujudkan dalam tiga bentuk ritual keimanan Kristiani kita.
- Iman kepada Allah perlu dinyatakan dengan tindakan konkret, dengan menolong sesama yang kelihatan, mengasihi manusia di sekitar kita, sehingga mereka mensyukuri hal tersebut sebagai berkat dari Tuhan. Namun kesalehan palsu dalam memberi atau bersedekah untuk dipamerkan di muka umum, merupakan sebuah tindakan munafik
- Doa, sarana berkomunikasi dengan Allah, menjadi akrab. Doa yang benar, ditujukan kepada Allah. Namun kesalehan palsu dalam berdoa juga dapat terwujud dengan doa di muka umum, demi mendapatkan pujian dan pandangan baik.
- Begitupun dalam berpuasa, sebagai usaha mengendalikan hawa nafsu, bukan dikendalikan nafsu. Kesalehan palsu dalam berpuasa, dapat diwujudkan membuat muka nampak seperti kelaparan dan dalam kondisi lelah.
Manusia bisa tertipu oleh yang palsu, karena manusia kerap melihat dari bungkus, yang tampak dari luar. Tetapi Tuhan mampu melihat yang di dalam, yang ada di hati, termasuk dalam bentuk bersedekah, berdoa dan berpuasa. Dan kita, sebagai murid Kristus, perlu melakukan hal tersebut karena Tuhan lebih dahulu mengasihi kita yang fana dan penuh dosa.
Kita berasal dari debu dan kembali pada debu. Melalui kasih Kristus, kita diberikan kehidupan bersamanya, dan kita perlu mensyukurinya dengan sungguh-sungguh bersedekah, berdoa dan berpuasa.
Selamat menghayati masa Pra-Paska dengan semakin memurnikan diri dan mewujudkan kasih Kristus lewat kesalehan yang tulus kepada Allah dan sesama. Bagi Sobat Cengkir yang ingin mengikuti Kebaktian Rabu Abu dapat klik link di bawah ini: