Liputan Reuni Virtual MJ GKI Kelapa Cengkir: Merangkai Kisah, Menjalin Tali Silaturahmi

Reuni tentu menjadi ajang yang menarik, ada kehangatan untuk saling bertegur sapa, menceritakan kabar dan menyampaikan kasih dengan kawan yang lama tak dijumpai. Hal ini pun yang menjadi kerinduan dari Pnt. Roy Wahana, sebagai inisiator Reuni Virtual Majelis Jemaat GKI Kelapa Cengkir. Sejatinya, kegiatan ini telah lama direncanakan agar dapat terjadi di bulan September 2020, berdekatan dengan Ibadah peringatan 20 Tahun GKI Kelapa Cengkir. Namun, dikarenakan kondisi pandemi yang melanda Indonesia, maka kegiatan yang sempat tertunda ini dilakukan secara virtual melalui media zoom.

Puji syukur, oleh perkenanan Tuhan, Reuni Virtual MJ GKI Kelapa Cengkir dapat terlaksana pada 30 Januari 2021. Dengan mengangkat tema “Merangkai Kisah, Menjalin Tali Silaturahmi” kegiatan ini dihadiri oleh 33 peserta, yaitu penatua yang melayani pada tahun 2000 hingga tahun 2020. Tak ketinggalan, para pendeta yang pernah dan telah melayani GKI Kelapa Cengkir juga turut serta, yaitu Pdt. Em. Agustinus Kermite, Pdt. Samuel Christiono, Pdt Winner Pananjaya dan Pdt. Gatot P. Tamtama.

Kegiatan ini diawali dengan doa dan pembukaan acara oleh Pnt. Roy Wahana yang dilanjutkan renungan oleh Pdt. Gatot P. Tamtama. Dalam renungan ini yang berfokus pada Injil Markus, setiap kita diajak untuk merenungkan kembali kiprah perjalanan murid Yesus yang dimulai dari inisiatif Yesus, Sang Guru agar mereka menyertai-Nya, memberitakan injil, diberi kuasa mengusir setan. 

Pada bacaan Markus 6:30-32, Yesus mengajak para murid untuk berkumpul kembali dan melaporkan hasil kerja mereka dan yang mereka ajarkan dengan pergi ke tempat yang sepi. Ada kemungkinan, Yesus kaget mengetahui adanya ketidaksamaan antara ajaran Yesus dan yang diajarkan para murid. Hal ini dapat dilihat dalam penulisan Injil Markus, di mana tidak ada catatan mengenai pengutusan yang Yesus lakukan lagi kepada para murid. Justru dalam Markus 14:50, dituliskan bahwa semua murid meninggalkan Dia dan melarikan diri. Bahkan setelah kebangkitan Yesus para perempuan pengikut Yesus yang mengetahui kejadian tersebut, tidak langsung memberitahukan apapun kepada siapapun, karena mereka takut. Hal ini pun sesuai dengan pemahaman akan tulisan Injil Markus yang tua, di mana kisah mereka tertulis hingga Markus 16:8a.

Itulah yang terjadi pada para murid, yang tertulis pada Injil Markus, mereka dipanggil untuk mengikut Yesus, tapi justru mereka pernah meninggalkan Yesus. Hal ini jangan sampai terjadi pada kiprah kehidupan kita, sebagai murid Yesus di masa kini. Dengan terus merangkai kisah dan menjalin tali silaturahmi, semoga para anggota majelis jemaat GKI Kelapa Cengkir dalam 20 tahun yang telah berlalu dan setiap aktivis serta jemaat, dapat saling berbagi, saling menasihati, saling mengingatkan serta saling menguatkan.

Setelah renungan yang dibawakan oleh Pdt. Gatot P. Tamtama, kegiatan dilanjutkan dengan presentasi foto-foto oleh Pnt. Olivia E. Hakim serta penyampaian pesan dan kesan oleh Pnt. Eddy Nugroho sebagai Majelis Sulung GKI Kelapa Cengkir serta Pnt. Daniel Suryana selaku moderator acara.

Pnt. Roy Wahana, selaku Ketua MJ GKI Kelapa Cengkir periode 2020-2021 mempresentasikan highlight singkat mengenai kondisi GKI Kelapa Cengkir. Sebelum pandemi, ibadah minggu dan kegiatan gerejawi masih bersifat tatap muka secara langsung dengan program kerja 80% terlaksana. 

Memasuki masa pandemi, terjadi pula kaderisasi penatua dan terjadi reshaping, ibadah dan kegiatan gerejawi menjadi online yang dampaknya dapat menjamah jemaat dan simpatisan yang tidak bisa ke gedung gereja atau berada di luar kota Jakarta. Secara viewer dan report menunjukkan jumlah yang terus bertambah, terlebih ibadah kebaktian juga dinikmati di luar hari minggu. Secara kondisi finansial, jumlah pemasukan diimbangi oleh jumlah pengeluaran menjadi lebih sedikit, karena ada reshaping program, mengikuti banyak kegiatan tatap muka yang ditiadakan. Selain itu MJ GKI Kelapa Cengkir membentuk beberapa tim, mulai dari Tim Gugus Tugas, yang berkaitan dengan vaksinasi, virologi, sehingga informasi yang disampaikan tidak simpang siur, salah satunya bentuknya adalah pengadaan Seminar “Life After Vaccine”; Tim Video Maker, yang bertanggung jawab pada rekaman ibadah, yang diisi banyak anak muda; serta Badan Usaha Milik Jemaat (BUMJ), sebagai wadah publikasi untuk pekerjaan jemaat atau simpatisan.

Ke depannya, setelah pandemi ini mereda, Kebaktian Minggu akan diadakan secara streaming (akses online) dan mungkin dicampur dengan sebagian offline, sesuai protokol kesehatan, begitupun kegiatan gerejawi lainnya. Perampingan program tetap dilakukan dan tim gugus tugas, tim video maker serta BUMJ tetap dilaksanakan.

Setelah presentasi, pesan dan kesan pun dilanjutkan oleh dua penatua “muda”. Pnt Hans Kristianto Citra, menceritakan selama di kemajelisan, ia belajar melihat semua hal secara holistik, dari semua komisi, susunan fungsional, dll. Dengan atmosfer kekeluargaan yang dirasakan pada kemajelisan GKI Kelapa Cengkir, Hans merasa dirinya didukung, dimotivasi untuk melayani bersama rekan-rekan lainnya. Hal yang senada disampaikan oleh Pnt Clemens Sophiani Karnadi, pemuda yang dulunya berasal dari GKI Pengadilan Bogor dan kuliah di Jakarta. Setelah melakukan sidi di 2011, ia melayani sebagai operator media, operator sound, dan di tahun-tahun berikutnya diminta menjadi majelis. Dalam pengalamannya, ia mendapat pelayanan di kemajelisan tidak seseram yang dibayangkan, rapat cukup efektif, rekan-rekan yang lebih dewasa namun juga berjiwa muda. Clemens menyatakan bahwa jangan takut untuk melayani, karena GKI kelapa cengkir punya jiwa kekeluargaan yang mengakomodir kerinduan pelayanan dengan baik.

Kegiatan pun berlanjut dengan tanya jawab, di mana peserta saling bertegur sapa, menanyakan kondisi GKI Kelapa Cengkir maupun bercerita tentang kondisi mereka yang berada jauh dari Jakarta. Pdt. Samuel Christiono yang saat ini melayani di GKI Darmo Permai Surabaya pun menyatakan bahwa dirinya tetap turut memperhatikan GKI Kelapa Cengkir dan terus mendoakannya. Beliau menasihatkan agar kedewasaan gereja perlu diukur juga dari bagaimana pelayanannya terus menjadi berkat. Pdt. Em. Agustinus Kermite yang saat ini berdomisili di kota Solo juga berpesan agar keseimbangan antara yang muda dan yang tua perlu dipertahankan agar dapat membuat pelayanan yang makin menjadi berkat satu sama lain.

Reuni Virtual Majelis Jemaat GKI Kelapa Cengkir pun ditutup dengan berfoto bersama dan dengan doa oleh Pdt Winner Pananjaya.

You May Also Like

About the Author: gkikelapacengkir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *