MATA IMAN #250
Senin, 30 November 2020
Bacaan: Matius 5:38-48
Nas: Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. (ay 44).
MEMUTUS RANTAI KEBENCIAN
Para pendukung Abraham Lincoln, presiden Amerika Serikat kala itu, menghendaki bahwa seharusnya presiden tegas di dalam menghadapi musuh-musuh politiknya. Oposan itu minoritas tetapi suaranya saja yang lantang. Seharusnya mereka ditangkap, untuk apa berbuat baik kepada mereka? Akan tetapi apa jawaban Abraham Lincoln? Menurutnya menyingkirkan musuh itu bukan dengan menangkap mereka, tetapi mengubahnya menjadi teman.
Di dalam perikop ‘Yesus dan hukum Taurat’ ini, Yesus hendak nengubah paradigma umum yang mengatakan: Kasihilah sesamamu dan bencilah musuhmu. Yesus mengajarkan hal yang kontroversial yaitu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi yang menganiaya kamu. Tidak mudah memang, akan tetapi Yesus mengajarkan hal itu untuk memutus rantai kebencian dan permusuhan dengan cara-Nya. Memang sudah berulang kali Yesus mendobrak tradisi dan kebiasaan di dalam masyarakat Yahudi dengan memperkenalkan hukum kasih.
Dendam, keserakahan, mempertahankan gengsi dan egois adalah sikap manusia yang menghambat persekutuan. Mestinya persekutuan dibangun dengan berlandaskan kasih bukan persaingan apalagi permusuhan. Mata rantai kebencian atau permusuhan hanya bisa diputus oleh kasih dengan menghargai orang lain, bersimpati dan berempati, saling mengerti. Alangkah indahnya dunia ini jika kebencian dan permusuhan lenyap, sehingga bumi ini seperti sorga yang penuh dengan damai sejahtera. (ENO)
LEBIH MUDAH MENCARI SERIBU MUSUH DIBANDINGKAN MENDAPATKAN SATU TEMAN. (Abraham Lincoln).
———————-
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)