Mata Iman #219: Takut
MATA IMAN #219
Jumat, 30 Oktober 2020
Bacaan: Mazmur 6
Nas: Sebab di dalam maut tidaklah orang ingat kepada-Mu; siapakah yang akan bersyukur kepada-Mu di dalam dunia orang mati? (ayat 5)
TAKUT
Halloween identik dengan labu kuning, kostum dan cerita horor. Aura horor itu sempat saya rasakan ketika bekerja di Bristol selama 2 minggu; tiap sore jam 4-5an, ketika berjalan kaki pulang kantor menuju flat, langit sudah gelap, cuaca dingin. Flat saya sederet dengan gereja tua yang terbengkalai plus barisan batu nisan berlumut di pekarangannya. Merinding rasanya tiap kali melewati tempat itu, langkah menjadi lebih cepat.
Satu kali saya memperhatikan kuburan itu dengan lebih seksama dan mendapati sebuah kutipan terukir di salah satu nisan: “Abide with Me Lord, Falls the Eventide.” Sebuah potongan dari lagu yang akrab kita kenal di Indonesia sebagai Tinggal Sertaku.
Mazmur kita hari ini juga sebuah lagu, di dalamnya kita melihat sebuah proses, di mana sang pemazmur mulai dengan mental yang terpuruk dan seperti tidak ada harapan karena didera ketakutan. Namun di akhir ia mendapati Tuhan tidak berlalu darinya, dan masih hadir menjawab doanya.
Kuburan itu tidak lagi menyeramkan karena saya teringat bahwa ‘isi’ kuburan di pekarangan gereja itu adalah orang-orang beriman yang telah lebih dahulu berpulang, dan bahwa mereka masih memegang teguh imannya hingga saat terakhir – sebuah momen yang relevan dengan Halloween. Mengapa? Karena Halloween telah diberi identitas baru oleh gereja Eropa kuno menjadi Allhallowtide, momen untuk mengenang para pahlawan iman yang telah tiada. (OLV)
*
Tinggal sertaku; hari t’lah senja.
G’lap makin turun, Tuhan tinggallah!
Lain pertolongan tiada kutemu:
Maha Penolong, tinggal sertaku!
Hidupku surut, ajal mendekat,
nikmat duniawi hanyut melenyap.
Tiada yang tahan, tiada yang teguh;
Kau yang abadi, tinggal sertaku!
KJ 329
*
———————-
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)
