Di Balik Pelangi – Persekutuan Keluarga KeCe

Laki itu harus “macho”, cewek itu harus “anggun”. Mungkin pemikiran tersebut ada di benak beberapa orang. Dalam rangka memperkaya wawasan terkait keberagaman seksualitas, Persekutuan Keluarga Kece mengadakan acara Di Balik “Pelangi” pada 28 September 2024..

Mungkin sebagian dari kita masih belum menerima kelompok minoritas seksual ini. Tetapi ada hal-hal yang perlu kita pahami di balik pelangi

Grant Nixon sebagai fasilitator pada kegiatan ini memperkenalkan kepada setiap peserta mengenai perbedaan gender, jenis kelamin, orientasi seksual, identitas gender dan ekspresi gender. Pengetahuan mendasar ini akan membantu menjelaskan tentang keberagaman manusia, di mana seorang laki-laki maupun perempuan sangat mungkin memiliki keunikan masing-masing. Keberagaman tersebut sangat mungkin dibentuk oleh banyak faktor yang kompleks, bukan hanya karena trauma akibat kekerasan seksual atau berkumpul bersama teman-teman LGBTIQ+.

Pandangan Negatif di Balik Pelangi

Dalam penjelasan berikutnya, ada beberapa stigma yang perlu diluruskan terkait LGBTIQ+. Hal yang harus digarisbawahi adalah tidak semua kelompok minoritas seksual melakukan tindakan kriminal dan hidup jauh dari Tuhan dengan hidup dalam dosa. Banyak tindakan kriminal dan juga pelanggaran spiritualitas yang dilakukan oleh orang-orang yang hetero seksual, bukan? Hanya saja karena mereka merupakan kelompok minoritas, maka kita sangat menyorot perbuatan negatif mereka dan mengabaikan bahwa ada juga orang-orang minoritas seksual yang berusaha hidup dalam ketaatan akan agama dan undang-undang.

Pandangan Alkitab di Balik Pelangi

Tentu terdapat kotbah maupun penjelasan terkait kelompok minoritas seksual ini di Alkitab. Namun Grant Nixon juga menyarankan kepada kita untuk memperkaya cara kita memahami Alkitab. Contohnya kisah kota Sodom dan Gomora, ada penjelasan lainnya pada kitab selain terdapat di Kejadian, seperti Amos, Yehezkiel dan Yesaya. Selain itu kita juga dapat menafsirkan suatu teks Alkitab dengan memahami konteks sosial terkait tulisan tersebut.

Menjimpit Pesan di Balik Pelangi

Di akhir penjelasan, Grant Nixon mengajak kita untuk memahami, pada posisi manakah gereja kita

  • Menolak Individu Sekaligus Pengalamannya
  • Menerima Pengalaman, tapi Menolak Perilakunya
  • Menerima Pengalaman maupun Perilakunya

Dengan gereja dapat memastikan posisinya sebagai institusi agama, yaitu merangkul umat Allah dalam keberagamannya, gereja perlu bekerja sama dengan psikolog atau profesional terkait untuk menentukan arah penggembalaannya. Jika gereja merasa perlu merumuskan tuntunan pastoral, sekiranya berasal dari pengalaman individu yang mengalami, bukan hanya berdasarkan asumsi/prasangka orang cis-heteroseksual
terhadap mereka.

Mungkin sebagian dari kita masih belum menerima kelompok minoritas seksual ini. Tetapi ada hal-hal yang perlu kita pahami di balik pelangi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?