Mengenal Herodes Antipas, Raja Kejam Yudea

Sosok penguasa tentu memengaruhi bagaimana kondisi kesejahteraan rakyatnya. Memaknai Minggu Palma yang telah kita lewati pada 2 April 2023 lalu, tertulis dalam Alkitab bagaimana penduduk Yerusalem yang bersorak “Hosana” yang bermakna meminta pertolongan dari Allah.

Suara tersebut sangat wajar, terlebih kondisi sosial politik yang saat itu buruk. Kala itu, bangsa Yudea sedang dijajah oleh kerajaan Romawi, Bangsa Yudea sebenarnya memiliki pimpinan, namun hanyalah sebatas “raja boneka” yang juga sama kejamnya dengan kerajaan Romawi. Salah satu “raja boneka” tersebut adalah raja Herodes Antipas.

 

Mengenal Raja Herodes Antipas

Herodes Antipas merupakan raja yang memimpin wilayah Galilea dan Perea, berkuasa dari tahun 4 SM hingga 39 M. Tanggal lahirnya tidak jelas, namun dapat disimpulkan sebelum tahun 20 SM. Antipas digunakan sebagai nama agar membedakan diri dari yang lain. Ia adalah saudara kandung Herodes Archelaus dan saudara tiri Herodes Filipus II, yang ketiganya dibesarkan di Roma. Herodes Antipas dikenal sebagai anak paling cerdas dari Herodes Agung dan pembangun hebat seperti ayahnya. Ia mendirikan kota besar di Galilea dan menamainya Tiberias untuk menghormati Kaisar Tiberius.

Pernikahan Herodes Antipas yang Tidak Sah

Antipas awalnya memiliki istri bernama Phasaelis, putri Aretas IV Philopatris dari Nabatea. Namun berdasarkan catatan sejarah, saat Antipas berada di Roma untuk melanjutkan pendidikan dan mempelajari Helenisme serta budaya Romawi, ia bertemu Herodias, istri dari Herodes Filipus I, saudara tiri Antipas. 

Karena Antipas jatuh hati pada Herodias, ia pun menikahinya dan Herodias. Herodias bersedia menceraikan suaminya, Herodes Filipus I, walaupun sudah memiliki Salome sebagai anak mereka. Hal yang sama, Antipas juga menceraikan istrinya Phasaelis. 

Situasi ini memantik Yohanes Pembaptis menegur mereka: “Tidak sah engkau mengambil istri saudaramu!” Mendengar teguran tersebut, Herodes Antipas dan Herodias sangat marah dan ingin membunuh Yohanes, tetapi Antipas takut kepada orang Yahudi karena pengaruh Yohanes—sebagai nabi—sangat besar di antara mereka. Antipas pun memenjarakan Yohanes terkait kritik yang dilontarkan kepadanya.

 

Eksekusi Pembunuhan Yohanes Pembaptis

Sangat disayangkan Herodias yang masih menaruh dendam karena ditegur Yohanes. Ia memanfaatkan kesempatan yang diberikan anaknya, Salome, yang mendapatkan kebaikan hati Herodes Antipas untuk meminta apapun yang diinginkannya. Atas desakan Herodias, Salome meminta agar Yohanes dipenggal dan kepalanya dihidangkan dalam sebuah piring. Yohanes lalu dieksekusi di penjara benteng Machaerus.

Selang beberapa waktu, ketika terdengar cerita orang mengenai Yesus, beberapa mengatakan bahwa Yohanes telah bangkit dari kematian. Karena kegelisahan yang besar, Antipas terbersit untuk ingin bertemu dengan Yesus. Sebuah kelompok orang Farisi memperingatkan Yesus bahwa Herodes Antipas sedang merencanakan kematian-Nya, setelah Yesus mengecam raja wilayah itu sebagai seekor ‘serigala’ dan menyatakan bahwa Ia, Yesus, tidak akan menjadi korban rencana seperti itu karena ‘seorang nabi tidak binasa jauh dari Yerusalem’.

Pertemuan Yesus dan Herodes Antipas

Ketika Yesus diadili, Pilatus menyadari bahwa Yesus adalah seorang Galilea yang berada di wilayah Herodes, sehingga Pilatus mengirimkan-Nya kepada Antipas. Pada awalnya, Antipas merasa senang melihat Yesus. Dia berharap untuk melihat-Nya melakukan keajaiban, tetapi ketika Yesus tetap diam saat ditanya, Antipas mengejek-Nya dan mengembalikan-Nya ke Pilatus.

Kejadian ini meningkatkan hubungan baik antara Pilatus dan Herodes Antipas meskipun sebelumnya mereka berselisih. Pilatus dianggap mengakui otoritas Antipas sebagai penguasa Galilea, dan Antpas mengakui Pilatus sebagai bagian dari pemerintah Romawi yang memiliki kuasa untuk menjatuhkan hukuman mati. 

 

Hal Yang Dapat Kita Pelajari Dari Sosok Herodes Antipas

Sosok Herodes, baik yang tercatat dalam Alkitab maupun Herodes lain yang namanya hanya tercatat dalam sejarah, memiliki kisah kekejamannya tersendiri. Sosok Antipas merupakan gambaran manusia yang mudah melakukan suatu kejahatan demi kepuasan dan nafsu duniawi belaka. Tokoh ini juga merepresentasikan gambaran manusia yang melakukan dosa secara terang-terangan dan tidak menerima teguran kebenaran. 

Hal ini mungkin dapat terjadi dalam diri kita, yang kadang lebih memprioritaskan keinginan daging dan mengesampingkan nilai-nilai Ilahi. Sebagai orang yang mengidentifikasikan dirinya sebagai Yahudi, seharusnya Herodes menghidupi nilai-nilai Ilahi yang tertulis dalam Taurat Allah dan menjunjung kebenaran dan kebaikan. Begitu pun kita, walaupun mungkin memiliki identitas sebagai orang Kristen, bisa saja kita justru tidak menghidupi nilai-nilai Kristus dalam hidup kita.

 

Kesimpulan

Kekejaman Herodes mungkin telah berlalu seiring kekuasaan dan kerajaannya yang sirna oleh pemerintahan Romawi. Namun sangat mungkin bibit-bibit kekejaman dapat timbul dalam kehidupan setiap kita.

Sebagai orang yang akan merefleksikan kasih Kristus di masa sengsara-Nya, sudahkah kita mawas diri akan nilai yang kita hidupi? Adakah kita menjunjung kebenaran dan kebaikan kasih Kristus dalam diri kita?

 

You May Also Like

About the Author: gkikelapacengkir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *