Kasih Agape: Mengenal Kasih dari Sang Sumber Kasih
“Udah disakitin berkali-kali, ditinggalin tapi balik lagi terus ditinggalin lagi, dilukain perasaannya tapi tetep bertahan alasannya karena masih sayang dan peduli?”
Kalau istilah gaul sekarang sih namanya bucin (budak cinta). Kaum muda khususnya remaja banyak nih terperangkap dalam situasi ini, dibilang bodoh karena tetap bersama dengan orang yang gak worth it untuk diperjuangin. Saran yang paling sering dilontarkan oleh orang-orang biasanya tuh kayak gini “udah tinggalin aja, lu deserve better” atau “ngapain sih buang waktu lu cuman buat orang yang gak punya perasaan kayak gitu”. Tapi pernah gak Sobat Cengkir sadar jauh sebelum istilah bucin ini trend, ada sosok yang berada di level yang jauh dari bucinnya kita ke pasangan. Yuppp bener itu Tuhan Yesus sendiri.
Coba bayangin ada gak kasih yang lebih besar dari kasih Tuhan kepada kita ciptaan-Nya? Rela dipukul, diludahi, disiksa, dihujat, sampai disalibkan? Apa kita sebagai kekasih mau berkorban segitunya pada orang yang jelas terus-terusan nyakitin perasaan kita? Secara akal dan hati manusia pasti ogah banget kan? Tapi ini Yesus Kristus, Ia dengan kasih adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Kasih adalah dirinya sendiri.
Kasih Allah ini dinamakan Kasih Agape.
Kasih Agape berasal dari bahasa Yunani yaitu Agapao. Dalam konteks Perjanjian Baru, Kasih Agape selalu mengacu pada kasih Allah di dalam Kristus kepada manusia. Kasih Agape menjadi level tertinggi, dimana Allah adalah kasih itu sendiri. Hal ini diwujudkan secara langsung kepada manusia di atas kayu salib. “Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita–oleh kasih karunia kamu diselamatkan” (Efesus 2:4-5).
Sebagai manusia yang penuh dosa, kita tentu tidak layak menerima ketulusan kasih dari Allah, “akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa” (Roma 5:8). Kasih Agape adalah sebuah anugerah dan bentuk dari kemurahan dan kebaikan pada kita yang dikasihi-Nya. Kasih Agape bentuk nyata dari sebuah pengorbanan untuk orang yang dikasihi (Yohanes 3:16-18)
Allah itu benci akan dosa
Upah dosa adalah maut, tidak ada alasan apapun untuk membenarkan perbuatan dosa. Karena dosa, manusia kehilangan kemuliaan-Nya sehingga tidak bisa berkomunikasi dengan Allah. Allah tidak hanya maha pengasih, Ia adalah suatu entitas yang baik dengan segala kuasa-Nya dan kebesaran-Nya. Ia kudus, suci, mulia, tidak bercacat cela sedangkan manusia berbanding terbaliknya. Sehingga Allah tidak hanya membenci dosa, Ia juga membenci seseorang yang melakukan dosa.
Pada saat Yesus disalibkan telah terjadi dua hal besar yang bertentangan terjadi secara bersamaan yaitu yang pertama adalah murka Allah. Begitu banyak manusia yang telah melakukan dosa dan jauh dari apa yang Firman Allah katakan, dosa memenuhi bumi dan sudah tidak diselamatkan lagi. Tapi karena begitu besar kasih yang dimiliki-Nya, maka terjadi pengampunan dengan Yesus berkorban di atas kayu salib. Hal ini sebagai implementasi dari Kasih Agape yang dimiliki Allah.
Harus bisa mengasihi dengan Kasih Agape
Kasih Agape harus nyata dalam kehidupan orang percaya. Baik bagi mereka yang juga orang percaya maupun musuh kita sekalipun. Mungkin kasih bagi sesama orang percaya akan sedikit lebih mudah dilakukan, meski kadang kala kita juga sering mengingkarinya. Tapi jika berhubungan dengan musuh, tentu akan sangat sulit untuk mempraktekkan kasih ini. Kasih Agape yang diteladankan Yesus bukan berdasarkan perasaan atau perkataan saja malah sebaliknya, ialah tindakan yang disengaja, sebuah gerakan untuk menempatkan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi diri sendiri.
Kasih Agape adalah jenis kasih yang hanya dimiliki oleh Tuhan dan harus dimiliki oleh setiap orang percaya. “Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, Sebab Allah adalah KASIH.” (1 Yohanes 4:8)