Adakah Kasih yang Melebihi Ikatan Keluarga?
Ada yang tahu bedanya kasih dan cinta? Keduanya sama-sama merupakan sebuah perasaan, tapi memiliki arti dan makna yang berbeda. Makna dari cinta sendiri adalah sebuah perasaan dari dalam diri seseorang timbul dengan sendirinya, tidak memandang waktu dan usia, suatu keadaan dimana kita ingin menyayangi dan memiliki seseorang. Sedangkan kasih merupakan perasaan yang didominasi oleh rasa peduli kepada seseorang tanpa ingin meminta imbalan atau balasan atas apa yang telah dilakukan untuk yang dikasihinya.
Kasih dalam dunia persahabatan sendiri disebut sebagai Kasih Philia. Kasih Philia adalah bentuk kasih yang paling umum di dalam Alkitab, mencakup kasih untuk sesama manusia, seperti menjaga, menghormati, dan belas kasihan bagi yang membutuhkan. Kasih Philia sendiri pernah dipraktekkan secara nyata oleh Yesus Kristus dan pengikut-Nya.
Kasih Philia
Kata Philia (diucapkan FILL-ee-uh) berasal dari kata Phileo dalam bahasa Yunani yang artinya satu jenis perasaan kasih atau persaudaraan. Kasih ini menggambarkan hubungan persaudaraan atau persahabatan yang melebihi ikatan keluarga. Kasih Philia berbeda dengan kasih Storge yang menekankan hubungan pertalian darah (Relation in Blood). Kasih Philia memungkinkan kita untuk mengasihi siapa saja yang kita kenal dan kita temui.
Kasih Philia mendorong kita untuk mengasihi orang yang mungkin berbeda 180 derajat dengan diri kita. Dalam pemberitaan Injil, kasih Philia memampukan kita untuk membangun relasi persahabatan dengan orang lain yang mungkin baru kenal atau temui. Hubungan yang terjalin akan membentuk suatu relasi yang menghasilkan rasa percaya. Dari rasa percaya tersebut, sebagai orang percaya Sobat Cengkir akan mampu memberitakan Injil
Ada beberapa kisah dalam Alkitab yang bisa menggambarkan Kasih Philia diantaranya Rut dan Naomi (Rut 1-2), kisah orang Samaria yang murah hati (Lukas 10:30-37) ataupun kasih persahabatan antara Yesus Kristus dengan para murid-Nya.
- Rut dan Naomi
Kisah pertama berasal dari hubungan menantu dan mertua yang menjadi sahabat di kala peristiwa duka dan kesulitan. Akibat dari bencana kelaparan, Naomi memilih untuk mengungsi dari Betlehem ke Moab. Pilihan tersebut tidak serta merta membuat kehidupan mereka membaik. Suami Naomi meninggal tidak lama disusul oleh kedua putranya. Menjadikan kedua menantunya yaitu Orpa dan Rut menjadi janda. Naomi menyuruh mereka untuk pergi melanjutkan kehidupan masing-masing. Tapi Rut bersikeras untuk tetap ikut dengan Naomi. “Janganlah desak aku meninggalkan engkau dan pulang dengan tidak mengikuti engkau; sebab ke mana engkau pergi, ke situ jugalah aku pergi, dan di mana engkau bermalam, di situ jugalah aku bermalam: bangsamulah bangsaku dan Allahmulah Allahku.” (Rut 1:16).
Dari kisah ini pilihan Rut untuk tetap mengikuti Naomi menjadi tanda dari sikap seorang sahabat sejati yang tidak meninggalkan kita saat kita sedang kesulitan. Rut memilih untuk tetap mengikuti Naomi dan mengajak ia untuk bersama-sama menghadapi berbagai hal kedepannya yang belum pasti. Meski Naomi menawarkan kebebasan, Rut memilih bagian yang indah, yaitu persahabatan. Kebebasan memilih ini juga ditawarkan Tuhan kepada kita. Tuhan ingin hubungan kita dengan-Nya buka dari sebuah paksaan, melainkan bebas untuk menerima ataupun menolak.
- Kisah orang Samaria yang murah hati
Orang Samaria adalah orang yang dimusuhi dan dibenci oleh orang Yahudi. Mereka dianggap najis oleh orang-orang Yahudi, hal ini dikarenakan mereka merupakan bangsa campuran yang memiliki agama yang campuran juga. Orang Yahudi yang mengalami musibah bahkan tidak ditolong oleh bangsanya sendiri (suku Lewi) dan pemuka agamanya (seorang Imam). Karena itu, si korban dalam kisah Yesus ini sama sekali tidak mengharapkan pertolongannya, namun dari ketiga orang yang melihatnya, justru orang Samaria lah yang turun tangan dan mau menolongnya.
Dari sini kisah kedua ini kita bisa belajar bahwa Kasih Philia bisa hadir dari dalam diri orang yang kita benci dan dianggap najis sekalipun. Walaupun orang Samaria selalu pandang rendah dan dikucilkan oleh Orang Yahudi, tetapi ia tetap mau membantu dan mengobati bangsa yang selalu menginjak-nginjak bangsa mereka. Apa Sobat Cengkir ingin menjadi seperti orang Samaria dalam kehidupan sehari-hari?
- Yesus dan Petrus
Kita tahu bahwa Yesus dan murid-murid-Nya memiliki hubungan yang erat satu sama lain. Dari kedua belas murid tersebut, Petrus menjadi murid yang paling banyak menghabiskan waktu bersama dengan Yesus. Dari waktu yang dihabiskan bersama timbulah kedekatan yang erat. Pada malam perjamuan kudus, Petrus mengatakan bahwa ia tidak akan pernah menyangkal atau meninggalkan Yesus, tidak peduli apapun yang akan terjadi dan akan berdiri di sisi Yesus sampai mati (Matius 26:31-35). Yesus tahu bahwa Petrus akan menyangkal Dia. Berbanding terbalik pada apa yang dikatakan pada malam saat Yesus ditangkap sampai pada ia ingin disalibkan, Petrus terus menyangkal bahwa ia bukan merupakan murid-Nya sebanyak 3 kali. Dari peristiwa ini, kita bisa mencerminkan sifat seorang sahabat yang baik yaitu karakter pemaaf dan tidak pendendam. Walau sudah dikhianati, ditinggalkan, dibuang oleh sahabat yang hampir setiap saat bersama-Nya, tetapi Yesus tetap memanfaatkannya.
*****
Persahabatan bisa dimulai kapan dan di mana saja. Tidak ada waktu yang membatasi hal itu terjadi. Tergantung dari pribadi diri kita masing-masing bagaimana mau membangun relasi tersebut untuk menyatakan kasih Allah itu sendiri. Semoga artikel ini dapat memberikan pemahaman yang baru tentang relasi persahabatan bagi Sobat Cengkir. God Bless You!