Kita sudah memasuki minggu kedua di bulan Desember, menandakan semakin dekat kepada hari raya Natal, kelahiran sang Juruselamat kita Yesus Kristus. Dalam hari raya Natal, kisah orang-orang Majus selalu kita dengar baik dalam nyanyian, khotbah, dan drama-drama Natal. Kisah tentang orang-orang Majus memang tidak terlalu banyak dibahas di Alkitab hanya terdapat di dalam Injil Matius 2:1-12. Tapi dari kisah tersebut dapat memberikan makna yang mendalam bagi umat Kristiani, khususnya di hari raya Natal.
Ada banyak hal menarik yang bisa kita ketahui mengenai orang-orang Majus. Tapi sebenarnya siapakah orang-orang Majus ini? Berasal dari manakah mereka? Pekerjaan mereka itu apa? Lalu darimana mereka tahu tentang kelahiran Yesus Kristus sebagai Raja baru bagi dunia? Dan bagaimana mereka bisa bertemu dengan Yesus Kristus? Setelah bertemu dengan Yesus apa yang mereka lakukan? Semua itu akan dibahas secara singkat dan mudah melalui artikel ini. Yuk simak bacaan berikut ini!
Siapa Orang Majus?
Orang Majus merupakan orang-orang terpelajar dan terhormat. Kata “majus” berasal dari kata Yunani “magos”. “Magos” berarti seorang imam agama Zoroaster, suatu agama resmi Persia kuno. Hal ini sesuai dengan informasi yang diberikan Matius bahwa orang-orang majus berasal “dari Timur”. Magos Jika diartikan ke dalam bahasa Inggris berarti magician. Saat ini magician diartikan kedalam hal yang berbau dengan sihir. Padahal di zaman itu, magician adalah seorang filsafat dan juga ahli astronom (ahli perbintangan) atau bahkan rohaniawan. Jadi orang-orang Majus ini adalah orang-orang cerdas secara intelektual, bukan ahli sihir. Pada saat itu orang Majus berperan sebagai penasehat Raja atau memberikan saran penting dalam sebuah pertempuran,
Orang Majus berasal dari negeri Timur Israel
Berdasarkan Matius 2:1 orang Majus berasal dari negara Timur. Kemungkinan negara yang dimaksud adalah Persia atau sekarang dikenal dengan Iran. Orang-orang dari Timur menyukai perbintangan dan keagamaan serta obat-obatan. Dalam Alkitab memang tidak disebutkan secara jelas siapa dan berapa orang yang ikut. Umat Kristiani meyakini hanya 3 orang karena mungkin berdasarkan bawaan yang mereka bawa yaitu emas, kemenyan, dan mur. Tapi perlu diingat zaman dulu perlu jarak tempuh yang lama jika ingin berpergian, kemungkinan kecil jika mereka hanya bertiga saja.
Orang Majus datang karena tahu Firman Allah
Cara orang Majus datang kepada bayi Yesus adalah dengan petunjuk dari bintang yang dikatakan begitu terang. Mengapa bintang? Dikatakan bahwa orang Majus adalah para ahli astronom. Tuhan memakai keahlian mereka untuk berkomunikasi pada saat itu. Loh tapi kok kenapa orang Majus sangat yakin bahwa bintang yang mereka lihat itu memang bintang tanda kelahiran seorang Raja? Perlu dipahami bahwa orang Majus merupakan kelompok terpelajar, tidak mungkin mereka asal dalam menafsirkan suatu tanda bila tidak pernah mendengar berita Mesias dari orang Yahudi. Mereka hidup berdampingan dengan orang Yahudi.
Cara orang Majus dengan Yesus Kristus
Orang Majus dalam melakukan perjalan dari negeri mereka tentu memakan waktu dan jarak tempuh yang sangat jauh. Harus melewati berbagai macam situasi dan kondisi yang tentunya dapat membahayakan diri mereka. Setelah sampai di Betlehem, bintang yang menuntun perjalanan mereka berhenti tepat di atas tempat kelahiran bayi Yesus. Maka bersukacitalah mereka, sebab tujuan untuk bertemu dan menyembah Raja baru akan terlaksana. Sikap ini sangat bertolak belakang dengan raja Herodes. Raja Herodes dipenuhi rasa ketakutan dan kebencian akan berita kelahiran Yesus, sebaliknya orang Majus merasakan sukacita dan damai.
Maka masuklah mereka ke dalam tempat Yesus dan langsung menyembah-NYA. Penyembahan dilakukan karena mereka yakin dan percaya bahwa Yesus merupakan Raja di atas segala Raja yang ada. Bintang yang menjadi petunjuk dan penuntun mereka untuk bertemu dengan bayi Yesus, merupakan bentuk nyata dari penyertaan Tuhan selama perjalan mereka.
Orang Majus memberikan persembahan berupa emas (melambangkan kekayaan dan biasanya dijadikan persembahan untuk para raja-raja), kemenyan (digunakan untuk acara keagamaan) dan mur (bahan yang digunakan untuk wewangian). Pada saat itu ketiga benda tersebut merupakan benda langka dan memiliki harga yang sangat mahal. Pemberian tersebut menandakan bahwa orang Majus memberikan hal terbaik yang mereka punya ketika bertemu dengan Yesus.
Setelah bertemu dengan Yesus apa yang Orang Majus lakukan?
Setelah orang-orang Majus bertemu dengan Yesus. Mereka pulang ke negeri asal mereka dengan menggunakan jalan lain, tidak menuruti perintah dari raja Herodes. Sebab Tuhan tahu akan niat Herodes yaitu untuk membunuh bayi Yesus bukan untuk menyembahNYA. Walau merupakan pilihan yang beresiko tinggi, tetapi orang-orang Majus tetap menjalankan perintah tersebut. Orang-orang Majus yakin dan percaya akan penyertaan Tuhan kepada keselamatan mereka.
Setelah kepulangan ke negeri asal mereka, kisah dari orang-orang Majus tidak dijelaskan lagi oleh Alkitab. Dengan pengalaman perjalan untuk bertemu dengan Yesus, melakukan penyembahan dan pemberian persembahan. Dari hal ini bisa kita ambil kesimpulan bahwa orang-orang Majus menjadi orang percaya dan mungkin saja membawa Injil Tuhan ke negeri mereka.
*****
Dari kisah orang-orang Majus ini sebagai orang percaya kita tidak boleh khawatir ataupun takut atas penyertaan Tuhan dalam perjalanan hidup kita. Mungkin Sobat Cengkir sering dihadapkan pada pilihan-pilihan yang memberatkan dan meragukan apa hal tersebut benar di mata Tuhan atau memang semata hanya ingin berada di zona nyaman tanpa memikirkan konsekuensi dari Allah itu sendiri. Marilah kita terus bertumbuhkembang dalam iman dan kepercayaan serta menyerahkan keputusan-keputusan hidup kita hanya kepadaNYA. Jangan lupa untuk selalu bersyukur dan melakukan yang terbaik yang kita bisa. Sebab kesempatan tidak datang dua kali.
God Bless You!