Mitos atau Fakta: Apakah Benar Orang Majus Ada 3 Orang?
Memasuki bulan Desember, pasti Sobat Cengkir sudah merasakan suasana yang berbeda. Bulan Desember terasa lebih joyful dan damai, hal ini bisa kita lihat dari dekorasi berbagai tempat. Mulai dari gereja, mall, cafe, kantor, supermarket, sekolahan, rumah bahkan tempat penitipan anjing juga turut mendekor untuk menyambut hari Natal. Berbagai diskon dan potongan harga dari berbagai toko dan brand bersaing untuk meraih perhatian pengunjung.
Sesuatu yang meraih perhatian biasanya berhasil menarik panca indera manusia, bisa melalui mata, hidung, lidah, telinga dan kulit. Hal ini sama seperti yang dirasakan oleh orang-orang Majus yang tertarik mengenai terangnya bintang di langit saat kelahiran Yesus Kristus yang dilihat mereka melalui indera penglihatannya. Bintang tersebut dikatakan sangat terang dan disebut sebagai Bintang Betlehem yang dijadikan sebagai petunjuk bagi orang-orang Majus dari Timur untuk mencari Raja yang lahir di Israel yaitu Yesus Kristus.
Dari sanalah orang-orang Majus mulai menuju ke Betlehem untuk melihat bayi Yesus Kristus. Tapi sebenarnya berapa sih jumlah orang Majus yang pergi ke Betlehem? Apakah benar hanya 3 saja? Untuk mengetahui lebih lanjut, yuk baca artikel ini dengan seksama!
Berapa Jumlah Orang Majus yang Datang?
Sedari kecil kita sudah diceritakan kisah mengenai kelahiran Yesus Kristus yang berada di kandang hewan dan kunjungan dari orang-orang Majus yang rela melewati perjalan yang jauh hanya untuk bertemu dan memberikan persembahan berupa emas, kemenyan, dan mur untuk bayi Yesus Kristus yang merupakan Raja yang baru lahir untuk Israel. Banyak lukisan dan drama di hari Natal yang menampilkan dan menceritakan tiga orang Majus.
Alkitab menyebutkan bahwa orang Majus berasal dari Timur. Tapi tidak ada yang tahu pasti mereka berasal dari negara mana. Ada yang mengatakan negara Timur yang dimaksud adalah India, Tiongkok dan Arab. Tapi penafsir Alkitab berpendapat dan meyakini bahwa negara Timur yang dimaksud adalah Babel atau tepatnya Irak yang kita kenal sekarang.
Gereja mula-mula di Barat menyebutkan ada tiga orang Majus. Sedangkan karya seni Kristen di Roma yang ada di kuburan St. Petrus dan St. Marcellinus menggambarkan dua orang Majus, di kuburan St. Domitilla berjumlah empat orang Majus dan tradisi gereja Timur berjumlah dua belas orang. Dari berbagai sumber ini saja sudah membuat kita bingung yang benar yang mana yah?
Tradisi Kekristenan menyebutkan tiga nama orang Majus yaitu yang pertama bernama Melchior/ Melchior digambarkan sebagai seorang yang tua dengan rambut putih dan memiliki jenggot yang panjang. Ia mempersembahkan emas kepada Yesus. Emas sendiri digambarkan sebagai harta yang berharga kepada Tuhan sebagai sang Raja. Yang kedua bernama Gathaspa/ Gaspar/ Caspar seorang yang masih muda dan tidak berjenggot, memiliki kulit yang berbintik-bintik kemerahan. Ia mempersembahkan kemenyan yang ditujukan kepada sang Ilahi. Yang ketiga bernama Balthasar/ Bithisarea seorang yang berkulit hitam dan memiliki jenggot yang tebal. Ia mempersembahkan mur yang menandakan bahwa Anak Manusia itu akan wafat.
Mengapa rata-rata dari kita selalu berpikir bahwa jumlah orang Majus yang datang dan menyembah Yesus Kristus adalah tiga orang? Jumlah tiga ini mungkin bisa diambil dari jumlah dan jenis persembahan yang diberikan kepada Tuhan Yesus, yaitu emas, kemenyan dan mur.
Dalam Alkitab sendiri, Firman Tuhan hanya memberitahu jenis persembahan bukan jumlah persembahan mereka. Jumlah dan nama orang Majus hanyalah dugaan. Alkitab tidak pernah menyebutkan jumlah orang Majus secara spesifik. Memang terdapat kata Magoi, tapi hal ini hanya menunjukkan jumlah mereka yang lebih dari satu atau jamak.
Lantas bagaimana kita bisa menyimpulkan bahwa emas yang dibawa hanya sebatang? Atau seberapa banyak emas, kemenyan dan mur yang dibawa? Jika hanya tiga jenis itu saja yang dibawa, apa menandakan bahwa satu orang Majus hanya membawa satu persembahan?
Belajar dari Orang Majus
Dari banyaknya ketidakpastian mengenai jumlah orang Majus yang datang untuk menyembah Yesus Kristus. Sebagai umat Kristiani kita tetap mendapat banyak pelajaran penting dari mereka. Kelahiran Yesus Kristus merupakan berita sukacita yang menarik tidak hanya bagi orang Yahudi tetapi juga non-Yahudi. Orang-orang Majus rela membayar harga untuk menyembah Yesus, padahal saat itu, mereka memiliki akses yang sangat terbatas seperti hanya berpatokan kepada petunjuk arah melalui bintang Betlehem dan harus menempuh jarak yang sangat jauh dan berbahaya serta memakan waktu yang tidak sebentar.
*****
Jika orang-orang Majus berani dan rela membayar harga, mengapa kita mau terus berdiam diri saja? Jangan hanya menunggu dan meminta saja kepada Tuhan, tetapi tidak ada hal yang dilakukan untuk memuji nama-NYA. Allah kita memang maha pengasih dan juga maha pengampun. Lantas apa dikarenakan hal itu, kita terus melakukan perbuatan-perbuatan yang membuat Tuhan kita sedih?
Mari kita sambut kelahiran Yesus Kristus sebagai bentuk dari rasa sukacita dan mengingat kembali bahwa Ia telah rela lahir ke dunia di tempat yang bisa dikatakan tidak layak bagi seorang Raja, lahir dari pasangan yang bukan merupakan orang terpandang. Berada dalam lingkungan yang sering mencemooh dan merendahkan-NYA hingga rela berkorban dan mati disalibkan untuk menebus dosa-dosa umat manusia.
Mari terus tumbuh dan berkembang dalam iman untuk mendukung cinta kasih Allah di dalam perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan Firman Allah. Tuhan memberkati Sobat Cengkir dan keluarga!