MATA IMAN #671
Sabtu, 29 Januari 2022
Bacaan: 1 Tesalonika 3:1-5
Nas : Supaya jangan ada orang yang goyang imannya karena kesusahan-kesusahan ini. (ayat 3a)
MENGAPA INI MESTI TERJADI?
Judul di atas terkadang menjadi pertanyaan manusia saat mengalami penderitaan dalam beragam bentuknya. Bahkan tak jarang, pertanyaan itu berlanjut kepada protes panjang, dan menjadi semakin panjang ketika protes tersebut dikaitkan dengan membanding-bandingkan keadaan orang lain. Seolah kita hendak mengajari Tuhan, bahwa yang layak menderita adalah orang jahat, atau orang yang malas beribadah. Sedangkan orang baik yang rajin beribadah, mestinya hidupnya mulus, lancar, aman dan senang.
Salah satu cara Rasul Paulus memelihara jemaat Tuhan di Tesalonika adalah dengan memberikan perhatian dan kasih. Ketika Paulus berada di Atena seorang diri, ia merasa gelisah terhadap orang-orang percaya di Tesalonika. Ia khawatir kalau-kalau mereka akan menyerah kepada kesusahan yang sedang mereka alami, sehingga menolak iman di dalam Yesus. Walaupun sebenarnya Paulus sudah pernah mengajarkan kepada mereka bahwa orang Kristen pun tidak bisa menghindari kesusahan, penderitaan ataupun kesulitan. Syukurlah, kekhawatiran Paulus tidak terbukti.
Sobat Cengkir, ada dua pilihan sikap saat penderitaan sedang menerpa hidup kita. Yang pertama, mengeraskan hati, sehingga kita menjadi gusar, marah, bahkan menyalahkan Tuhan. Yang kedua adalah melembutkan hati, sehingga dalam menghadapi masa sulit itu, tetap dapat menemukan kehadiran Kristus, bahkan mampu merasakan empati-Nya. Tidak berarti penderitaan itu langsung hilang lenyap, namun hati yang melembut membuat kita sanggup menerima dan menjalani penderitaan itu, karena percaya bahwa Kristus Sang Sumber Kekuatan tidak membiarkan kita melangkah sendirian. (SLS)
DEMIKIAN PULA OLEH KRISTUS KAMI MENERIMA PENGHIBURAN BERLIMPAH-LIMPAH (2 Korintus 1:5b)
——————————
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
