MATA IMAN #645
Senin 3 Januari 2021
Bacaan: Pengkhotbah 2:1-3
Nas: sampai aku mengetahui apa yang baik bagi anak-anak manusia untuk dilakukan di bawah langit selama hidup mereka yang pendek itu (ayat 3b).
SEPERTI UAP AIR
Tahun demi tahun kita lewati. Jika kita ditanya, apakah yang kita cari di dalam kehidupan ini? Sebagian dari kita menjawab, menemukan kebahagiaan. Hal ini tidak salah. Hanya ada yang perlu diluruskan, yaitu pengertian tentang kebahagiaan itu sendiri. Kebahagiaan sering dikaitkan dengan kekayaan, jabatan tinggi, kenikmatan hidup dan sebagainya. Itu semua hanya untuk kesenangan badani. Sejatinya yang dicari manusia itu bukan sekedar kekayaan, kedudukan dan kenikmatan jasmani.
Kekayaan, kedudukan dan kenikmatan itu pun sia-sia, kata Pengkhotbah. Kitab Pengkhotbah diperkirakan ditulis oleh Salomo. Dia raja, kaya raya tentu saja, kenikmatan apa saja di tangannya. Tetapi dia mengatakan, semuanya sia-sia. Kesia-siaan itu berasal dari kata hebel, yang berarti uap air. Uap air muncul sejenak, kemudian segera lenyap. Pengkhotbah menemukan kebenaran bahwa hidup itu untuk melakukan hal-hal yang baik sebagai orang yang taat kepada Allah.
Kebahagiaan bersifat batiniah, karena terkait dengan jiwa manusia. Jiwa adalah bagian dari manusia yang tak terlihat tetapi menjadi penggerak tubuh. Jiwa yang memperoleh asupan rohani yang berlimpah adalah jiwa yang sejahtera. Kebahagiaan sejati diberikan Kristus bagi setiap orang yang lapar dan haus akan kebenaran. Apakah di sepanjang tahun 2021 lalu kita telah memberi makanan yang cukup bagi jiwa kita? Pertanyaan ini akan menolong kita untuk menemukan kebahagiaan sejati yang selama ini kita cari. Kebahagiaan yang sesuai dengan rancangan Sang Pencipta yang penuh harapan. (ENO)
BERBAHAGIALAH ORANG YANG LAPAR DAN HAUS AKAN KEBENARAN, KARENA MEREKA AKAN DIPUASKAN (Matius 5:6).
—————–
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
