Mata Iman #122: Undying Joy
MATA IMAN #122
Bacaan: Mazmur 118 : 19-24
Nas: Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! (ayat 24)
UNDYING JOY
Kesesakan, ketakutan, kebencian, penolakan; rasanya sudah jadi bukti kuat bahwa hari-hari tidak selamanya direngkuh oleh hal baik saja. Selalu begituă…ˇsejak zaman para pemazmur hingga sekarang, situasi buruk itu terus menjamur.
“Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!” adalah ayat yang tidak asing masuk rungu. Terkadang, beberapa individu hampir kehilangan makna akan sukacita yang ada di sana. Mazmur 118 banyak berbicara tentang kekontrasan perasaan. Tentang diversitas emosi. Penulis tidak hanya bicara tentang kebahagiaan dan sukacita. Deret aksara itu ditulis tatkala keadaan tidak baik-baik saja.
Ketika kita membaca keseluruhan perikop, di antara alasan mengaduh dan luka yang sembuh, tepat di ayat pertama dan terakhir, pemazmur terus bersyukur kepada Tuhan sebab Ia baik, sebab kasih setia Tuhan ada untuk selamanya. Satu hal yang harus terus disimpan dalam hati: sukacita tidak pernah bergantung pada situasi kondisi. Pilihan untuk mengucap syukur atas hal terkecil dan berbahagia itu tetap ada, kendati kadang luka dan ratap memang bukan pilihan.
Memang tidak ada jaminan akan luputnya hari-hari yang berat. Namun masih ada pilihan dan harapan untuk percaya pada kemurahan dan kasih Tuhan, karena apa lagi yang menguatkan asa untuk terus berjalan melewati musim kehidupan yang berlaksa, kalau bukan cintaNya? (EJI)
Hal baik terkecil sekalipun memang layak disyukuri. Namun penyertaan Tuhan bukan sekadar hal baik terkecil; itu alasan terbesar untuk kembali bersukacita dan menari.
———————————
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by (081388901368)
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)
