Siapkan Minyakmu
(Amos 5:18-24; Mazmur 70; 1 Tesalonika 4:13-18; Matius 25:1-13)
Setiap kita membutuhkan persiapan dalam melakukan segala sesuatu. Setiap hari ketika kita mau
berangkat kerja, bersekolah, pun pada hari ini saat kita mau beribadah hari Minggu,
semuanya membutuhkan persiapan. Jika untuk segala sesuatu yang kita lakukan di dunia ini saja
membutuhkan persiapan denganbaik, terlebih lagi dengan hal yang berkaitan dengan apa yang
Allah kehendaki setelah kehidupan kita berakhir dari dunia ini. Hal tentang Kerajaan Sorga yang
berkaitan dengan kedatangan-Nya kembali. Kita diingatkan untuk memaknai kedatangan Tuhan
seturut kehendak-Nya bukan kehendak diri sendiri dan mau berjuang untuk mempersiapkan diri
selalu dengan bertanggung jawab mulai dari diri sendiri.
Melalui perumpaan mengenai gadis-gadis yang bijaksana dan bodoh (Matius 25:1-13), kita
belajar pentingnya membawa persediaan minyak untuk pelita yang mereka bawa. Minyak dalam
perumpamaan ini melambangkan iman yang sejati, kebenaran dan kehadiran Roh Kudus terus
menerus. Pelita sendiri melambangkan kehidupan sebagai orang percaya yang harus senantiasa
memperhatikan keadaan rohani yang harus bersinar terus melalui perbuatan-perbuatan baik,
mengingat kedatangan Tuhan yang bisa terjadi kapan saja sehingga harus selalu siap. Kesiapan
diri terus-menerus yang dimaknai dalam hubungan kitasebagai orang percaya dengan Tuhan.
Sudah berapa lama kita mengenal Tuhan dan apakah kita juga mempunyai kerinduan untuk
selalu menantikan kedatangan-Nya dengan bersiap diri selalu?
Kesiapan diri kita tidak terlepas dari konteks kehidupan yang saat ini sedang kita hadapi. Melalui
tulisan Pdt Jay Kim, seorang pendeta bidang pengajaran dan kepemimpinan di Vintage Faith
Church di Santa Cruz,California, dalam bukunya yang berjudul : Analog Church (Gereja Analog)
menyatakan bahwa saat ini kita berada dalam konteks era digital yang memang telah membuat
hidup kita lebih mudah, tetapi juga memberikan dampak yang harus diperhatikan dengan
serius dalam hidup bergereja. Oleh karena dalamhidup bergereja, kita bukanlah menjual produk
atau jasa, melainkan memuridkan orang-orang yang selalu hidup dalam kualitas kesiapan
sebagaimana yang Tuhan kehendaki dan bukan hidup sesuai dengan kehendak diri sendiri.
Berjuang selalu di tengah pergumulan hidup dengan bersiap sedia menyediakan ‘minyak’
dalam pelita yang Tuhan percayakan menyambut kedatangan-Nya kembali atau bila saatnya kita
dipanggil oleh Tuhan sebelum kedatangan-Nya kembali. Tuhan menyertai dan mempersiapkan
kita. Amin
Ringkasan Kotbah Pdt. Woro Indyas Tobing