BIJAK BERSELANCAR DALAM WAKTU
Zefanya 1:7,12-18; Mazmur 90:1-12; 1 Tesalonika 5:1-11; Matius 25:14-30
Pengantar: Menghargai Waktu sebagai Anugerah
Saudara-saudari terkasih di Kelapa Gading, mari kita renungkan bersama kata-kata
Benjamin Franklin, “Waktu adalah uang.” Di tengah hiruk pikuk Jakarta, waktu serasa
berlalu begitu cepat, menjadi sumber daya yang berharga. Setiap detik yang kita miliki
adalah anugerah dari Tuhan, layaknya mata uang yang dapat diinvestasikan untuk
menghasilkan kebaikan dan pertumbuhan. Tetapi, seberapa sering kita menyadari dan
menghargai waktu yang telah Tuhan berikan kepada kita? Mari kita renungkan
perumpamaan talenta yang Yesus sampaikan dalam Matius 25:14-30.
Kualitas vs Kuantitas Waktu
Dalam Matius 25:14, kita diajak merenungkan tentang bagaimana menggunakan
waktu 24 jam sehari yang Tuhan percayakan kepada kita. Pertanyaannya adalah,
apakah kita menggunakan waktu tersebut secara berkualitas atau hanya menghitung
kuantitas tanpa makna? Yesus mengajarkan pentingnya menggunakan talenta yang
diberikan. Di Jakarta, di mana waktu sering terasa terbatas karena kesibukan, penting
bagi kita untuk tidak hanya mencari “shortcut” tetapi memfokuskan pada kualitas
waktu yang kita miliki. Seperti kata Heraclitus, “waktu adalah aliran yang konstan” yang
tidak bisa dibeli atau diubah, tetapi bisa dimaknai.Tanggung Jawab Sesuai Kapasitas
Matius 25:15 mengajarkan kita bahwa setiap orang diberi tanggung jawab sesuai
dengan kapasitasnya. Tuhan mengenal kita dan tidak akan memberikan beban di luar
kemampuan kita. Dalam konteks kerja modern, setiap orang memiliki tanggung jawab
yang berbeda, tergantung pada posisi dan kapasitasnya. Sebagai contoh, tanggung
jawab seorang karyawan paruh waktu berbeda dengan seorang pemilik perusahaan.
Ini mengingatkan kita untuk bersyukur atas porsi yang kita miliki dan tidak
membandingkan diri dengan orang lain.
Bersyukur dan Optimalisasi Waktu
Perumpamaan talenta juga mengajarkan kita untuk bersyukur atas apa yang
dipercayakan kepada kita dan tidak merasa iri dengan porsi orang lain. Setiap orang
memiliki perjalanan dan tanggung jawabnya sendiri. Seperti kisah Nurul Atik, pendiri
Rocket Chicken, yang memulai dari posisi sederhana namun berhasil meraih
kesuksesan. Dengan demikian, mari kita belajar menggunakan waktu dengan optimal,
baik dalam bekerja, istirahat, maupun ibadah. Bersyukurlah atas setiap tanggung jawab
yang Tuhan berikan dan bersiaplah untuk tanggung jawab yang lebih besar di masa
depan. Tuhan memberkati.
Ringkasan Kotbah Pdt. Winner Pananjaya