Kebangkitan Kristus dan Ketidakpercayaan Kaum Yahudi

Sebagai pengikut Kristus tentu kita percaya akan kebangkitan Kristus sebagai Juru Selamat yang menebus dosa kita. Tetapi orang Yahudi tidak memercayai kebangkitan Yesus karena ideologi yang mereka pahami. Sejarah menunjukkan bahwa penolakan terhadap kebangkitan Yesus telah berlangsung selama berabad-abad, dan alasan di balik penolakan ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. 

Dalam artikel ini, saya akan menggunakan Alkitab TB-LAI sebagai referensi utama dan memberikan bukti-bukti empiris untuk mendukung kebenaran akan kebangkitan Yesus.

Sejarah Singkat Yahudi dan Kristen

Yahudi dan Kristen memiliki sejarah yang saling terkait, tetapi berbeda dalam banyak hal. Yahudi adalah agama tertua di dunia yang dimulai sekitar 4000 tahun yang lalu. Mereka mempercayai satu Tuhan yang memberikan perjanjian-Nya kepada Nabi-nabi terpilih. Kemudian, agama Kristen muncul sekitar 2000 tahun yang lalu dan berasal dari Yahudi. Kristen mempercayai Yesus Kristus sebagai Mesias yang dinubuatkan oleh Nabi-nabi Yahudi. Namun, Yahudi dan Kristen memiliki perbedaan dalam keyakinan mereka tentang Yesus Kristus.

 

Perbedaan Keyakinan Yahudi dan Kristen

Yahudi tidak mempercayai bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan dalam Alkitab. Mereka juga tidak mempercayai bahwa Yesus bangkit dari kematian. Bagi orang Yahudi, Mesias adalah seorang raja yang akan datang untuk memerintah atas Israel, bukan seseorang yang akan disalibkan dan dibangkitkan dari kematian. Mereka menganggap bahwa Yesus hanyalah seorang guru agama atau nabi palsu yang menyesatkan umat Yahudi.

Sementara itu, Kristen memercayai bahwa Yesus Kristus adalah Mesias yang dijanjikan dan bahwa Dia telah bangkit dari kematian untuk memberikan keselamatan bagi manusia.

Alasan Orang Yahudi Menolak Kebangkitan Yesus

Alasan utama mengapa orang Yahudi menolak kebangkitan Yesus adalah karena keyakinan mereka tentang Mesias yang berbeda dengan keyakinan Kristen. Mereka menganggap bahwa Yesus hanyalah seorang guru agama atau nabi palsu yang menyesatkan umat Yahudi. Selain itu, orang Yahudi juga menganggap bahwa cerita kebangkitan Yesus adalah sebuah cerita palsu yang dibuat oleh murid-murid Yesus untuk memperkuat keyakinan mereka.

Hal ini juga diperkuat dengan ideologi orang Yahudi mengenai Mesias. Mereka memercayai bahwa Mesias datang untuk mengembalikan kejayaan Israel seperti waktu Raja Daud berkuasa. Ketika Yesus hadir dengan karakter Mesias yang berbeda dengan ideologi mereka, maka mereka masih menantikan kehadiran Mesias.

 

Bukti Kebangkitan Yesus Kristus

Namun, apakah alasan-alasan ini benar-benar masuk akal? Mari kita melihat beberapa bukti empiris yang mendukung kebenaran akan kebangkitan Yesus.

Pertama-tama, banyak orang yang menyaksikan Yesus setelah kebangkitan-Nya. Menurut Injil Matius 28:5-7, malaikat Tuhan menampakkan diri kepada Maria Magdalena dan Maria yang lain dan berkata kepada mereka, “Jangan takut, sebab Aku tahu kamu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, karena Ia telah bangkit, seperti yang dikatakan-Nya. Marilah, lihatlah tempat Ia berbaring!” Selain itu, Injil Markus 16:6 juga mencatat bahwa malaikat memberitahu para perempuan yang datang ke kubur Yesus, “Ia telah bangkit, Ia tidak ada di sini. Lihatlah, inilah tempat di mana mereka membaringkan Dia.”

Selain itu, banyak saksi mata lain yang melihat Yesus setelah kebangkitan-Nya, termasuk para murid-Nya. Misalnya, Injil Lukas 24:34 mencatat bahwa Yesus menampakkan diri kepada para murid-Nya. Kata mereka itu: ”Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” 

Selain itu, ada juga catatan tentang penampakan Yesus di depan dua murid di jalan ke Emaus (Lukas 24:13-35) dan di depan para murid yang berkumpul di sebuah rumah di Yerusalem (Yohanes 20:19-29). Banyak dari para saksi mata ini bahkan rela menderita dan mati syahid karena keyakinan mereka bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian.

Selain saksi mata, ada juga bukti-bukti fisik yang mendukung kebangkitan Yesus. Di dalam Injil Matius 28:11-15, terdapat catatan bahwa para imam kepala dan orang-orang Farisi membayar prajurit-prajurit untuk menyebarkan berita palsu bahwa murid-murid Yesus mencuri jenazah-Nya. Namun, jika Yesus benar-benar tidak bangkit dari kematian, mengapa para imam kepala harus membayar prajurit-prajurit ini untuk menyebarkan berita palsu? Bukti fisik lainnya adalah kain kafan yang digunakan untuk membungkus jenazah Yesus. Kain kafan ini ditemukan di dalam makam yang kosong dan telah diperiksa oleh ahli-ahli forensik modern. Menurut mereka, tidak mungkin kain kafan ini diletakkan di dalam makam dengan cara biasa-biasa saja jika jenazah Yesus masih berada di dalamnya. Ini menunjukkan bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian dan meninggalkan makam-Nya dengan cara yang ajaib.

Kesimpulan

Bukti-bukti empiris yang saya sebutkan di atas menunjukkan bahwa kebangkitan Yesus bukanlah sebuah cerita palsu, tetapi suatu fakta sejarah yang dapat dipercaya. Meskipun ada perbedaan keyakinan antara Yahudi dan Kristen, tetapi ada banyak alasan untuk mempercayai bahwa Yesus benar-benar bangkit dari kematian. Sebagai seorang ahli di bidang apologetika, saya ingin menekankan bahwa keyakinan Kristen bukanlah sekadar keyakinan yang dibuat-buat, tetapi keyakinan yang didukung oleh bukti-bukti empiris dan sejarah. Dengan memahami dan menghargai perbedaan keyakinan antara Yahudi dan Kristen, kita dapat belajar untuk saling menghormati dan menghargai satu sama lain, sambil tetap mempertahankan keyakinan kita masing-masing.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?