Dalam beberapa tahun terakhir, tren child-free telah menjadi semakin populer di kalangan pasangan muda di Indonesia. Pandangan ini semakin marak terlebih setelah dipopulerkan oleh Gita Savitri, seorang influencer yang menyatakan bahwa “Tidak punya anak memang anti penuaan alami. Kamu dapat tidur selama 8 jam setiap hari, tidak stres mendengar teriakan anak. Dan saat kamu berkeriput, Anda punya uang untuk membayar botox,” ungkap Gita Savitri dalam bahasa Inggris.
Tentunya memilih untuk tidak memiliki anak adalah hak individu setiap orang. Sebagai umat Kristen, Sobat Cengkir perlu mempertimbangkan pandangan Alkitab tentang keluarga dan anak-anak. Dalam artikel ini, kita akan membahas pandangan Alkitab tentang anak-anak dan keluarga serta tanggung jawab orang tua dalam mendidik dan mengasuh anak.
Pandangan Alkitabiah Tentang Anak dan Keluarga
Sebagai orang Kristen, kita percaya bahwa keluarga dan anak adalah anugerah dari Allah. Dalam Alkitab tercatat banyak ayat yang menjelaskan tentang pentingnya keluarga dan anak. Beberapa ayat tersebut adalah:
“Sesungguhnya, anak-anak lelaki adalah milik pusaka dari pada Tuhan, dan buah kandungan adalah suatu upah.” (Mazmur 127:3).
“Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.” (Kejadian 1:27)
Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: ”Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1:28)
Tanggung Jawab Orang Tua
Sebagai orang tua, Sobat Cengkir memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik dan mengasuh anak kita. Berikut adalah beberapa hal yang harus kita lakukan sebagai orang tua:
- Mengasuh anak dengan baik. Sebagai orang tua, kita harus memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anak kita. Kita harus memastikan bahwa mereka mendapatkan nutrisi yang cukup, kebutuhan medis yang diperlukan, dan lingkungan yang aman
- Mendidik anak dalam iman. Sebagai orang Kristen, kita harus memastikan bahwa anak-anak kita tumbuh dalam iman dan kasih Tuhan. Kita harus mengajarkan mereka tentang Alkitab dan mempraktikkan ajaran Kristus dalam kehidupan sehari-hari kita.
- Menjadi teladan yang baik bagi anak. Kita harus menjadi teladan yang baik bagi anak-anak kita, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Kita harus memperlihatkan sikap yang benar dan positif agar anak-anak kita dapat mencontoh kita.
- Berdoa dan memimpin keluarga dalam iman. Kita harus berdoa bersama keluarga dan memimpin keluarga dalam iman. Kita harus memastikan bahwa keluarga kita tumbuh dalam kasih Tuhan dan memiliki hubungan yang baik dengan-Nya.
Pandangan Alkitab tentang Child-free
Sebagian pasangan memilih untuk tidak memiliki anak karena berbagai alasan, seperti pekerjaan yang sibuk, masalah finansial, memiliki trauma terkait parenting atau tidak ingin menghadapi tanggung jawab orang tua. Namun, sebagai orang Kristen, kita harus mempertimbangkan pandangan Alkitab tentang pernikahan dan memiliki anak. Beberapa ayat Alkitab tentang hal ini adalah:
Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. (Kejadian 2:24)
Meskipun Alkitab menunjukkan pentingnya memiliki keturunan, namun hal tersebut bukanlah sebuah hukum normatif dan fundamental dalam kehidupan beriman Kristiani. Kita juga harus memerhatikan bahwa setiap orang mempunyai kebebasan untuk memiliki atau tidak memiliki anak dan menghargai setiap keputusan setiap keluarga tanpa saling memaksa. Dan apabila Sobat Cengkir memilih untuk memiliki anak, kita harus memerhatikan tanggung jawab yang harus kita pikul sebagai orang tua.
***
Karena kehidupan orang Kristen berlandaskan kasih, kita perlu melandasi setiap aspek dengan kasih. Ketika kita memilih memiliki anak, asuhlah dengan kasih. Jika kita memilih tidak memiliki anak, maka tetap terapkan kasih dengan kepada sesama, termasuk anak-anak kecil yang ada di sekitar kita. Lalu bagaimana pandanganmu tentang child-free?