MATA IMAN #928
Kamis, 13 Oktober 2022
Bacaan: Galatia 6:1-4
Nas: Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.(Ayat 2)
UBUNTU, AKU DAN KAU, MAU KUBANTU?
Masyarakat yang tersebar dari Kenya, Zimbabwe, hingga Afrika Selatan punya filosofi “Ubuntu” yakni nilai budaya kolektif dan kohesif yang terwujud dalam tindakan saling memperhatikan dan tolong-menolong, dalam mencapai suatu tujuan bersama. Di Indonesia, kita punya istilah “gotong-royong” dan sebutan paralelnya di berbagai suku, misalnya Mapalus di Minahasa, atau Sambatan di Jawa.
Dalam praktiknya, Ubuntu menuntun pada sikap tidak tega melihat orang lain kesusahan, sebisa mungkin semua harus ikut berbagi dan merasakan kebahagiaan dan beban yang sama. Kebahagiaan yang dibagikan akan bertambah, sedangkan beban yang ditanggung bersama menjadi lebih ringan. Prinsip saling memperhatikan yang serupa, juga diajarkan dalam bacaan hari ini. Yakni, kita yang dipimpin oleh Roh Allah, harus memberikan penggembalaan (ayat 1). Kita juga harus tolong-menolong (ayat 2). Setiap individu memang memiliki tanggungannya sendiri, dan dengan berkontribusi bagi komunitas atau persekutuan, kita menjadi berarti.
Dalam bukunya “Aku dan Kau”, Martin Buber, seorang filsuf religius-eksistensialis asal Jerman menekankan pentingnya membangun relasi dengan sesama, yang akan membawa kita kepada relasi lebih dekat dengan Tuhan, sekaligus memahami diri sendiri, hingga menemukan makna sejati dari kehidupan, yang dimulai dari cara membangun komunikasi, berinteraksi, hingga mencapai tujuan bersama dengan cara saling menolong; seperti yang juga diajarkan oleh Firman Tuhan. (YOD)
==
“Ketika ada orang meminta bantuanmu, jangan berpaling dengan kalimat rohani “Berimanlah dan bawalah masalahmu kepada Tuhan.” Namun bertindaklah seolah Tuhan tidak ada, seolah engkaulah satu-satunya orang di dunia ini yang bisa menolong.” (Martin Buber)
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368