Pelayanan Ala “Sinterklas” Benar atau Salah?
Mungkin sebagian dari kita pernah melakukan pelayanan ala “Sinterklas” tetapi tidak sadar bahwa tindakan tersebut memberikan dampak buruk. Contoh nyata yang hampir banyak gereja lakukan adalah datang ke panti asuhan, membuat acara persekutuan, memberikan sumbangan lalu tidak pernah ada kabarnya kembali.
Apa yang dilakukan oleh gereja tidak berbeda jauh dengan yang dilakukan oleh “Sinterklas” yang hanya ada di momen Natal kan? Hal tersebut mungkin membawa kesenangan bagi anak kecil, tetapi belum tentu berdampak bagi kedewasaan mereka.
Pelayanan ala “Sinterklas” di atas adalah salah satu jenis dari empat jenis diakonia. Ada apa saja? Apakah ada jenis diakonia yang paling baik? Mari kita pelajari bersama Sobat Cengkir!
Memahami Diakonia Secara Luas.
Diakonia berasal dari bahasa Yunani, “Diakonein”, yang berarti melayani dengan konteks pelayanan meja makan.Dalam konsep kekristenan, diakonia diartikan sebagai “Pelayanan Kristus atau Pelayanan Jemaat” sehingga semua pelayan jemaat pada mulanya disebut sebagai Diakonos.
Berhubung dengan itu kedua belas rasul itu memanggil semua murid berkumpul dan berkata: ”Kami tidak merasa puas, karena kami melalaikan firman Allah untuk melayani meja. Karena itu, saudara-saudara, pilihlah tujuh orang dari antaramu, yang terkenal baik, dan yang penuh Roh dan hikmat, supaya kami mengangkat mereka untuk tugas itu
Kisah Para Rasul 6: 2-3
Dengan gereja mula-mula yang semakin kuat di Yerusalem dan sekitarnya, jabatan Diaken tercetus sebagai sebutan kepada sekelompok pelayan yang bertugas melayani jemaat di luar hal-hal yang berkaitan dengan Liturgi (Kebaktian). Mereka bertugas memerhatikan dan melayani kehidupan orang-orang yang berada dalam kesusahan terutama pada janda dan yatim piatu.
Walaupun gereja sudah berkembang lebih dari dua ribu tahun, kemiskinan masih tetap ada di dunia. Sebagai pengikut Kristus, kita masih harus memerhatikan dengan seksama menolong orang-orang yang membutuhkan, seperti orang-orang miskin, orang yang sedang sakit dan membutuhkan pertolongan dalam hal biaya berobat, dan yang terkena musibah. Hal ini memperluas batasan diakonia yang membantu umat kepercayaan lain, bahkan sampai kepada seluruh ciptaan.
Jenis-Jenis Diakonia
Terdapat tiga jenis diakonia yang bisa dilakukan oleh pengikut Kristus, yaitu:
- Diakonia Karitatif, yang berasal dari kata “charity” (Inggris) yang berarti belas kasihan. Diakonia jenis ini memberikan pelayanan yang cuma-cuma kepada orang yang tidak mampu, yang terkena penyakit, kemalangan atau terkena bencana dengan tujuan meringankan penderitaan mereka yang dilayani.
- Diakonia Reformatif, yang berasal dari kata “reform” yang berarti mengubah ke arah yang lebih baik. Diakonia berikut bertujuan meningkatkan kehidupan atau kondisi yang dilayani.
- Diakonia Transformatif, yang berasal dari kata “transform” yang berarti mengubah bentuk atau susunan menjadi yang berbeda. Diakonia berikut berusaha melakukan perubahan yang mutlak sehingga orang yang dilayani dapat memecahkan permasalahan mereka.
Manakah Diakonia yang Terbaik?
Jika kita melihat tujuan dari setiap jenis diakonia, tentu akan lebih baik jika kita memberikan pelayanan diakonia transformatif. Hal ini sama seperti yang dilakukan Allah melalui Roh Kudus yang memberdayakan kita untuk dapat menentukan hidupnya sendiri lepas dari ketergantungan kepada orang lain.
Apakah kita bisa langsung memberikan pelayanan diakonia transformatif pada awal pertemuan? Mungkin tidak, karena dibutuhkan pengenalan yang mendalam antara “sang penolong” dan “yang ditolong”. Tidak menutup kemungkinan bahwa diakonia transformatif dimulai dari diakonia karitatif atau reformatif terlebih dahulu.
Maka tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, lalu Ia menjamah mata mereka dan seketika itu juga mereka melihat lalu mengikuti Dia.
Matius 20:34
Yesus mencontohkan hal yang paling mendasar dari setiap bentuk diakonia, yaitu welas asih. Hati yang tergerak oleh belas kasihan untuk membebaskan orang lain dari bentuk kesakitan dan memberdayakan mereka adalah kunci dari setiap mukjizat yang dilakukan oleh Yesus, sehingga setiap orang dapat memuliakan Allah.
Dengan membuat rancangan diakonia transformatif, termasuk yang dimulai dengan diakonia karitatif, maka gereja telah berusaha menyatakan kasih Allah dalam wujud perubahan fungsi dan kehidupan bermasyarakat. Dengan mewujudkan diakonia transformatif, gereja memperjuangkan kasih Allah secara konkret dalam berbagai struktur kehidupan bermasyarakat.
***
Mari Sobat Cengkir, segala bentuk pelayanan yang telah kita lakukan, kembangkan lebih lagi. Wujudkan kasih Allah dalam berbagai jenis diakonia, mulai dari diakonia karitatif, diakonia reformatif hingga diakonia transformatif.