Memaknai Kekayaan Dalam Kekristenan
Salahkah jika orang Kristen giat bekerja?
Bagaimana pandangan Alkitab mengenai keuangan?
Semakin dewasa, tujuan hidup seseorang tidak berakhir dengan menyelesaikan studi, melainkan harus bekerja dan mencari uang. Bagi beberapa orang, aktivitas bekerja dan mencari uang seolah menjadi harapan dari banyak orang tua dan patokan akan kedewasaan setiap individu.
Sayangnya banyak orang yang terjerumus dengan obsesi akan uang. Tidak sedikit tindakan kriminal terjadi demi mendapatkan uang sebanyak mungkin. Bahkan perselisihan dalam keluarga sangat mungkin terjadi. Hal ini membuat uang seolah dinilai buruk.
Lantas bagaimana seharusnya orang Kristen melihat aspek pekerjaan dan menggunakan uang?
Allah memerintahkan kita untuk berkarya dan bekerja
Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu.
Kejadian 2:19
Di awal penciptaan manusia, Allah telah lebih dahulu memberikan tugas kepada manusia untuk memberikan nama kepada setiap makhluk hidup. Tentu bukan uang yang diberikan kepada manusia. Justru karena manusia telah menerima upah lebih dahulu berupa kehidupan di Taman Eden.
Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini. Ulangan 8:18
Melalui ayat ini, kita perlu memahami bahwa Allah telah memberikan kita kekuatan untuk bekerja dan mendapatkan hasil kekayaan. Jika kita menggunakan kekuatan yang Allah berikan dengan baik dan bijak, maka sangat mungkin Allah membuka kesempatan bagi kita untuk memperoleh penghasilan yang menopang kehidupan kita.
Allah meminta umat-Nya untuk bijak akan harta kekayaan
“Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN.”
Yeremia 9:23-24
Sangat mungkin bagi banyak orang untuk bermegah atas kekayaannya. Kekayaan berpotensi membuat kita semakin sombong, terlebih jika kita berfokus hanya pada materi, bukan kepada Allah yang memberikan segala sesuatu.
Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
1 Timotius 6:10
Rasul Paulus menyampaikan bahwa cinta kepada uang dapat menjadi potensi orang melakukan kejahatan. Hal ini dapat kita lihat bahwa banyak orang yang melakukan tindakan kriminal demi mendapatkan harta, mulai dari KKN, penipuan, pencurian, dll.
Hal yang Allah minta bagi kita melalui harta kekayaan
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka: “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid-Nya tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi: “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah. Lebih mudah seekor unta melewati lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah
Markus 10:23-25
Tuhan Yesus pun juga ikut menyampaikan secara langsung mengenai tanggung jawab yang berat bagi orang-orang yang memiliki harta kekayaan. Orang kaya perlu memerhatikan bagaimana ia memperoleh hartanya, bagaimana perasaannya memiliki banyak materi, bagaimana ia mengelolanya, dan bagaimana ia menggunakan uang tersebut untuk kebaikan banyak orang.
Kata Yesus kepadanya: “Jikalau engkau hendak sempurna, pergilah, juallah segala milikmu dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga, kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.”
Matius 19:21
Rasa kepemilikan yang tinggi akan harta, membuat orang sulit merasakan sukacita Surgawi. Namun ketika kita melepaskan ikatan akan kekayaan dan mengikatkan diri kita pada Allah, kita tidak ragu untuk berbagi kepada orang-orang yang membutuhkan. Yesus ingin pengikut-Nya berfokus kepada Allah, sang pemberi kehidupan dan tetap melakukan pekerjaan yang baik dan berdampak bagi sesama.
***
Sobat Cengkir, marilah kita memandang kekayaan, harta dan uang sebagai berkat yang datangnya dari Allah. Terlebih dengan kekuatan yang Allah berikan, maka kita harus tetap bekerja dan mendapatkan upah untuk kelangsungan hidup.
Dengan kekayaan itu juga, kita perlu bertanggung jawab untuk mendapatkannya dengan bijak, memiliki perasaan yang penuh syukur saat memilikinya dan rela membagikannya demi kemuliaan Allah.