Pernahkah Sobat Cengkir dibenci karena suatu hal yang menurutmu bukanlah kesalahan? Atau bahkan kebencian tersebut membesar hingga menjadi tindakan menghakimi dan mengadili dengan cara yang kejam? Mungkin kita akan berpikir untuk lebih baik lari, bersembunyi hingga suasana menjadi lebih kondusif.
Hal yang sama juga terjadi kepada para murid Kristus. Semenjak Yesus ditangkap oleh serombongan orang yang membawa pedang dan pentung bersama dengan Yudas, para murid meninggalkan Yesus dan bersembunyi karena takut akan mendapatkan penyiksaan. Terlebih dengan penghakiman yang jatuh kepada Sang Guru, lewat siksaan dan juga hukuman mati di kayu salib, maka para murid pun semakin gentar karena kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang di kota Yerusalem dan juga para penguasa kala itu.
Lalu semua murid itu meninggalkan Dia dan melarikan diri.
Markus 14:50
Setelah Yesus bangkit dari maut, selama 40 hari Ia menampakkan diri di hadapan para murid dan pengikut lain-Nya, menyatakan mukjizat serta menyatakan maksud dari nubuat para nabi. Dalam 40 hari tersebut, Yesus memberikan pesan kembali kepada para murid akan kehadiran Roh Penghibur yang akan Ia turunkan. Oleh sebab itu para murid dan pengikut-Nya diminta untuk tinggal di Yerusalem, kota di mana Yesus ditangkap, disiksa dan dihukum.
Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi.”
Lukas 24:49
Kota Yerusalem adalah wilayah yang diisi oleh orang-orang yang membenci Yesus dan pengikut-Nya. Terlebih dengan dusta mahkamah agama, tua-tua dan pemimpin agama Yahudi kala itu, ancaman kepada para murid tentu masih berlanjut. Mereka dituduh sebagai pencuri jasad dari Yesus dan memberitakan kabar bohong akan kebangkitan Sang Guru. Namun hal tersebut bukanlah penghalang bagi mereka untuk menantikan janji Ilahi akan turunnya Roh Kudus.
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
Kisah Para Rasul 1:12-14
Lantas kenapa ketakutan para murid bisa berubah menjadi sebuah keberanian yang besar? Yesus membuka pikiran para murid akan seluruh isi Kitab agar memahami maksud dan tujuan Allah. Allah memberikan mereka pemahaman bahwa orang-orang di kota Yerusalem adalah orang-orang yang membutuhkan kasih Allah, walaupun orang-orang tersebutlah yang menyimpan kebencian. Murid-murid Kristus pun seharusnya kecewa dan marah akan perlakuan warga di kota Yerusalem dan juga para pemimpin agama Yahudi, tetapi mereka menunjukkan kelemahlembutan.
Berita pertobatan yang harus diwartakan oleh murid Kristus, termasuk kita saat ini, perlu dibuktikan bukan hanya lewat perkataan, melainkan juga dengan perbuatan mengampuni. Terlebih dalam kehidupan, banyak pengalaman di mana kita terluka, kecewa, frustasi. Dan peristiwa kenaikan Yesus Kristus menyatakan adanya pengharapan akan Allah yang menyertai kita untuk memandang orang-orang lain sebagai bagian dari karya kasih Allah. Damai sejahtera akan kita alami dan telah kita alami ketika kita menyadari pengampunan yang datangnya dari Allah saja. Setiap pengampunan membebaskan kita. Sebagaimana Tuhan mengampuni kita, sama seperti kita mengampuni sesama kita.