Menilik Cuplikan Kehidupan Hercules dan Simson
Renungan Mata Iman

Menilik Cuplikan Kehidupan Hercules dan Simson

Pada akhir Mei lalu, pecinta Marvel Cinematic Universe dikagetkan dengan sebuah trailer film Thor: Love and Thunder. Selain adanya karakter tokoh utama, musuh, diperlihatkan juga sosok dewa dalam mitologi Yunani, yaitu Zeus. Bagi fanboy dari Marvel Comic, tentu berharap ada tokoh lain yang nantinya muncul dalam film yang akan rilis 8 Juli 2022, yaitu sosok Hercules, Dewa Kekuatan, anak Zeus.

Kisah mitologi mengenai kehebatan Hercules memiliki sedikit banyak kemiripan dengan banyak kisah mitologi dari berbagai daerah. Baik dewa-dewa yang memiliki kekuatan maha dahsyat maupun manusia dengan kekuatan super, kerap dibanding-bandingkan dengan Hercules. Hal ini termasuk salah satu tokoh Alkitab bernama Simson, seorang Hakim bagi bangsa Israel.

Jika ditelusuri jauh lebih lagi, maka kita mendapati kisah Simson tentu lebih dulu hadir, di mana saat itu bangsa Israel telah hidup di tanah Kanaan dan mereka belum berbentuk kerajaan serta belum mengalami pembuangan ke Babel. Sedangkan kisah Hercules, sebagai mitologi Yunani, hadir di masa kejayaan bangsa Yunani dan Romawi, jauh setelah kisah kehidupan Hakim-hakim di Israel. Maka sangat kecil kemungkinan bahwa kisah dan sejarah mengenai Simson dipengaruhi oleh mitologi dewa Hercules; terlebih lagi ada beberapa perbedaan yang akan kita bahas dalam beberapa poin di bawah ini.

 

Kelahiran Sang Tokoh

Hercules merupakan makhluk setengah dewa, hasil dari sebuah perselingkuhan di mana ayahnya merupakan dewa Zeus, pemimpin dari Olympus dan ibunya merupakan manusia biasa, Alkmene. Sang dewa Zeus dengan liciknya menyamar menjadi Amphitryon, suami Alkmene, untuk bisa menidurinya, sehingga sang perempuan hamil dan lahirnya anak setengah dewa yang diberikan nama Alcaeus.

Seiring Alcaeus bertumbuh dewasa, dewi Hera, istri sah dewa Zeus, mengetahui keberadaannya dan membencinya. Karena sering mendapatkan perlakuan jahat dari Hera, sang anak pun mengubah namanya menjadi Heracles, yang berarti kejayaan Hera. Sayangnya usahanya tidak mengubah banyak sikap dewi Hera, ia pun mengubah namanya menjadi beraksen Romawi, yaitu menjadi Hercules.

Berbeda dengan sosok sebelumnya, Simson lahir dari sebuah mukjizat. Dikatakan bahwa ibu dari Simson sebenarnya merupakan perempuan mandul. Namun Tuhan melalui malaikat-Nya menyampaikan sebuah janji lahirnya anak dari mereka disertai perbuatan yang harus mereka lakukan.

Dan Malaikat Tuhan menampakkan diri kepada perempuan itu dan berfirman kepadanya, demikian: ”Memang engkau mandul, tidak beranak, tetapi engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki. Oleh sebab itu, peliharalah dirimu, jangan minum anggur atau minuman yang memabukkan dan jangan makan sesuatu yang haram. Sebab engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki; kepalanya takkan kena pisau cukur, sebab sejak dari kandungan ibunya anak itu akan menjadi seorang nazir Allah dan dengan dia akan mulai penyelamatan orang Israel dari tangan orang Filistin.”
Hakim-hakim 13:3-5

 

Kekuatan Sang Tokoh

Sebagai sosok yang dianggap sebagai “dewa kekuatan fisik”, Hercules melakukan berbagai tindakan legendaris. Mulai dari menghadapi berbagai makhluk mitologi, berpetualang bersama para tokoh Yunani kuno lainnya, menjalani peperangan dan melaksanakan 12 tugas Hercules. Tugas tersebut adalah: membunuh singa Nemea, membunuh Hydra Lerna, menangkap kijang Kerineia, menangkap babi Erimanthia, membersihkan kandang kuda milik Augeas, membunuh Burung Stimfalia, menangkap banteng Kreta, mengambil kuda betina Diomedes, mengambil ikat pinggang Hippolyta, mengambil ternak milik Geryon, mengambil apel Hesperides, dan menangkap Kerberos.

Tak kalah hebat dengan Hercules, Simson sebagai hakim Israel terkuat sepanjang sejarah juga melakukan berbagai tindakan luar biasa. Beberapa tindakan Simson adalah membunuh seekor singa, membunuh 30 orang Filistin, membunuh 1.000 orang Filistin dengan tulang rahang keledai, mencabut pintu-pintu gerbang kota Gaza, dan merobohkan tempat ibadah Dagon. Sesuai dengan nazir Allah, kehidupan dari Simson adalah menyelamatkan bangsa Israel dari tangan orang Filistin.

 

Kematian Sang Tokoh

Dengan semakin jayanya Hercules, ia pun memiliki banyak pasangan. Dalam kisah percintaannya yang terakhir, Hercules jatuh hati kepada Iole, Deianeira, sebagai kekasih hati Hercules sebelumnya merasa takut kehilangan. Deianeira menyiapkan jubah dengan mengolesi darah beracun dari Nessus dan dikirimkan kepada Hercules. Hercules diminta untuk memakainya ketika dia mempersembahkan korban bakaran lembu jantan kepada para dewa, dengan harapan akan membawa Hercules kembali padanya.

Hal yang terjadi justru sebaliknya. Hercules mengenakan jubah beracun tersebut dan merasa kesakitan. Ia tidak dapat melepas jubahnya dan memutuskan lebih baik ia mati saja. Hercules menyuruh teman-temannya membangun tumpukan kayu pemakaman di atas Gunung Oeta tetapi tidak seorang pun yang bersedia untuk menyalakan api unggun. Ia pun meminta bantuan para dewa untuk mengakhiri hidupnya, dan dewa Zeus, ayahnya yang mengirim kilat untuk memakan tubuh fana Hercules dan membawanya untuk tinggal bersama para dewa di Gunung Olympus.

Sedikit banyak kesamaan dalam hal kematian, asmara juga menjadi salah satu kejatuhan dari Simson yang menyebabkan kematiannya. Simson yang jatuh hati kepada Delila, orang FIlistin, justru membuat para musuh mengetahui kelemahannya. Dengan kondisi rambut yang telah dipangkas, Simson ditangkap oleh orang Filistin dan dipenjarakan di Dagon lalu mengalami berbagai siksaan. Namun karena kebesaran hati Allah, Allah memberikan ia kekuatan terakhir untuk menghabisi orang Filistin.

Berserulah Simson kepada Tuhan, katanya: ”Ya Tuhan Allah, ingatlah kiranya kepadaku dan buatlah aku kuat, sekali ini saja, ya Allah, supaya dengan satu pembalasan juga kubalaskan kedua mataku itu kepada orang Filistin.” Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya. Berkatalah Simson: ”Biarlah kiranya aku mati bersama-sama orang Filistin ini.” Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya.
Hakim-hakim 16: 28-30

 

Kesimpulan

Walaupun sedikit banyak ada kesamaan karakter dari kedua tokoh tersebut, sebagai orang Kristen kita perlu menghayati kisah hidup Simson sebagai karya Allah yang memiliki makna reflektif bagi kehidupan kita. Memang kita tidak memiliki kekuatan fisik sehebat Simson, karena Allah sendirilah yang berkenan memberikannya. Namun kita perlu mengingat bahwa berbagai karunia yang Tuhan perkenankan bagi kita, perlu kita kelola dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Selain itu kita perlu memiliki dasar hidup yang kuat, yaitu kasih kepada Allah, agar kita memiliki kasih kepada sesama secara tepat, terlebih dalam memilih pasangan hidup yang saling mendukung bagi pertumbuhan secara holistik pada Allah.

Kita bukanlah manusia setengah dewa layaknya Hercules. Kita sama seperti Simson, manusia biasa, yang mungkin mendapatkan karunia dan kesempatan untuk melayani-Nya secara lebih. Maka belajarlah dari jatuh bangun kehidupan Simson demi memuliakan Tuhan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?