MATA IMAN #740
Jumat, 8 April 2022
Bacaan: Amsal 23:17-18
Nas: Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang. (Ayat 18)
BANTING SETIR
Sejak SMP, saya bercita-cita menjadi pendeta. Setelah menyelesaikan pendidikan S1 teologi, saya ditolak pemimpin sinode untuk mengikuti proses kependetaan di gereja tempat saya berjemaat. Saya pun mendapat kesempatan untuk mengajar agama di sekolah yang sangat bergengsi di Jakarta selama 7 tahun. Bersamaan dengan itu, saya menjadi tenaga pelayanan gerejawi untuk remaja & pemuda pada jemaat GKI di Jakarta selama 6 tahun. Setelah berpikir, berdoa dan menimbang, saya putuskan tinggal di kampung halaman bersama dengan orang tua yang berusia 76 tahun. Kini, saya juga belajar beternak ayam. Sambil menatap ayam, saya merenung: Tuhan, apakah ini merupakan akhir dari cita-cita saya?
Pasal 22:17-24:34 di bacaan kita ini sangat mirip dengan instruksi-instruksi Amenemope dari Mesir sekitar tahun 1000 sebelum Masehi. Nampaknya, bangsa Israel menyukai sastra hikmat dari Mesir itu, tetapi menggubahnya berdasarkan iman kepada TUHAN. Koleksi Amsal tersebut terdiri atas beberapa puluh ajakan yang umumnya tersusun lebih dari dua baris karena disertai dengan alasan yang mendasari ajakan tersebut. Alasan dari ajakan tersebut yaitu keyakinan bahwa bagi orang yang beriman kepada TUHAN, masa depan itu sungguh ada dan pengharapan tidak akan lenyap.
Masa depan kita bukan pertama-tama tentang kesuksesan di masa mendatang, tetapi justru berkaitan tentang cara yang benar dalam menjalani kehidupan pada masa kini. Kita dapat menyongsong masa depan apabila kita memiliki pengharapan bahwa Allah setia menyertai kita dalam menjalani kehidupan ini, termasuk ketika kita memutuskan untuk “banting setir.” (PNA)
DI DALAM TUHAN SAJA HARAPANKU, SEBAB DI TANGAN-NYA SEJAHTERA – Sepenggal syair Nyanyikanlah Kidung Baru 188 bait ketiga.
——————
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368