Di masa Pra-Paskah, kita sebagai orang-orang Kristen diundang untuk berpuasa atau berpantang. Rekan-rekan kita yang beragama Islam juga menjalankan ibadah puasa selama bulan Ramadan yang pada tahun ini dimulai pada Sabtu, 2 April 2022. Walaupun ada perbedaan pemahaman teologi dan ajaran tentang puasa, tetapi ada nilai-nilai yang selaras tentang puasa.
Jika kita memperhatikan artikel dalam website Kemenkeu tentang makna dan hikmat puasa (http://t.ly/AePk), maka terdapat beberapa nilai yang selaras tentang puasa yaitu:
Bersyukurlah.
Selama bulan Ramadan, umat Islam di Indonesia menjalani puasa kurang lebih selama 14 jam setiap harinya, tanpa makan dan minum. Berbuka puasa merupakan momentum untuk bersyukur atas kenikmatan dari Allah untuk menghilangkan lapar dan dahaga. Bagaimana dengan umat Kristen? Kita berupaya untuk mengucap syukur kepada Allah setiap saat, termasuk ketika berpuasa atau berpantang. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu (1 Tesalonika 5:18).
Disiplinlah.
Dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan, umat Islam wajib patuh pada waktu sahur dan buka, tetap bekerja dan beraktivitas. Kedisiplinan tersebut tidak boleh kendor, karena bekerja merupakan bagian dari ibadah. Bagaimana dengan umat Kristen? Kita perlu memiliki kedisiplinan yang baik agar setiap aspek kehidupan kita memuliakan Tuhan, termasuk ketika kita berpuasa atau berpantang . Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, sambil mengucap syukur oleh Dia kepada Allah, Bapa kita (Kolose 3:17).
Pedulilah.
Di bulan Ramadan, kepedulian sesama umat Islam semakin ditingkatkan, misalnya dengan memberikan takjil untuk berbuka puasa di masjid. Bagaimana dengan umat Kristen? Kasih kepada Allah perlu dinyatakan dengan mengasihi sesama. Ketika kita berpuasa maupun tidak berpuasa, tetaplah peduli kepada sesama. Ingatlah firman Tuhan yang menyatakan: Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya (1 Yohanes 4:21b). Kita juga bisa ikut berbagi takjil dengan rekan-rekan Muslim, tapi gak perlu ditempelkan stiker ayat Alkitab atau jadwal Kebaktian Minggu GKI Kelapa Cengkir ya, hehehe.
Waspadalah.
Godaan tentu hadir di setiap saat, termasuk di bulan Ramadan. Oleh sebab itu, umat Islam diminta untuk menghindari hal-hal yang dapat menimbulkan dosa seperti bergunjing, fitnah, berkata kotor, berbohong, dan lain sebagainya. Bagaimana dengan umat Kristen? Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah terpancar kehidupan (Amsal 4:23). Dalam penerapannya, kita juga perlu sigap dan waspada terhadap segala godaan yang hadir baik dari luar maupun dalam diri kita. Dalam akun instagram GKI Kelapa Cengkir, dijelaskan mengenai 7 dosa maut yang perlu kita waspadai, telaah keberadaannya dalam diri kita serta cara menekannya.
Hiduplah secara sederhana.
Ketika waktu sahur dan berbuka puasa tiba, umat Islam belajar merasakan nikmatnya makanan yang secukupnya. Keinginan manusia untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya didorong oleh hawa nafsu. Bagaimana dengan umat Kristen? Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya (Matius 6:11). Doa Bapa Kami yang diajarkan oleh Yesus Kristus itu hendaknya kita laksanakan dengan menerapkan gaya hidup yang sederhana.
Buat kita yang sudah, sedang dan akan melaksanakan puasa atau pantang dalam masa Pra-Paskah, yuk lanjutkan hal-hal baik tersebut dengan kesadaran bahwa Allah lebih dulu dan senantiasa mengasihi kita serta memberikan yang terbaik kepada kita.