“Langit, bisakah kau turunkan keajaiban bagiku?”
@melkibajaj Langit bisakah… yaudah kalo ga bisa gapapa kok.. #fyp #Fypdonk #langitbisakahkauturunkanhujan ♬ original sound – Melki Balipa Emil
Kalimat di atas mungkin relatif familiar bagi kita yang intens scrolling TikTok, media sosial yang digemari akhir-akhir ini. Dalam konten yang kerap dibuat ulang dengan versi yang beragam, masing-masing orang yang menyampaikan doa dan harapan yang konyol kepada langit. Dan karena hanyalah sebuah konten, doa dan harapan tersebut tidaklah terjadi nyata.
Mungkin sama seperti kehidupan rohani kita sehari-hari, doa dan harapan yang kita panjatkan kadang belum tentu dijawab secara langsung. Ada yang salahkah dengan doa kita? Kalau ada yang salah, tentu kita perlu koreksi dong.
Sudah Tahu Belum Kehendak-Nya?
Hidup sebagai anak Allah adalah hidup yang sepenuhnya mengikuti kehendak Allah. Ketika kita menyampaikan doa, “Ingin ini dan ingin itu,” apakah sudah seturut kehendak-Nya?
“Dan inilah keberanian percaya kita kepada-Nya, yaitu bahwa Ia mengabulkan doa kita, jikalau kita meminta sesuatu kepada-Nya menurut kehendak-Nya.”
1 Yohanes 5:14
Dalam Artikel “Tanya Jawab Mau-Mu Apa Sih Tuhan?!” disampaikan bahwa kita perlu melandaskan segala aspek kehidupan kita melalui relasi kepada Tuhan dan sesama. Jalinlah relasi intim bersama Tuhan dan milikilah kerinduan untuk berbagi kasih Allah kepada sesama, hal ini lah yang menjadi landasan kita dalam berdoa juga.
Cukup Intimkah Kita Dengan Tuhan?
Bagi beberapa orang, ada yang malu dan enggan ketika diminta berdoa karena merasa kurang piawai berkata-kata. Namun ada juga orang yang berdoa dengan panjang lebar, menghabiskan banyak waktu hingga orang lain ikut merasa cemas.
Namun kamu, ketika berdoa, masuklah ke kamarmu, dan setelah menutup pintu, berdoalah kepada Bapamu secara rahasia; dan Bapamu yang melihat yang rahasia, akan memberi upah kepadamu secara terbuka. Namun ketika engkau berdoa, jangan menggunakan pengulangan kata yang bertele-tele, seperti yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan: sebab mereka mengira bahwa doa mereka akan didengarkan karena banyaknya kata-kata mereka.
Matius 6:6-7
Bersyukurlah karena Bapa kita adalah Allah yang memaklumi segala kondisi kita. Dia ingin kita menjadi anak-Nya yang berkata apa adanya layaknya relasi orang tua dengan anak. Maka, buatlah ruang doa yang intim antara Sobat Cengkir dan Allah ya.
Masih Adakah Masalah yang Dengan Sesama?
Kesal dengan orang lain, yang julid, yang suka fitnah, yang hobinya nyuruh-nyuruh tapi jarang kasih bantuan, itu manusiawi. Bisa dimaklumi jika Sobat Cengkir agak menjaga jarak untuk berkomunikasi. Namun kita perlu belajar secara bertahap untuk memaafkan dan mendoakan orang yang melukai kita.
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.”
Matius 5:44
Mungkin kita masih terbatas untuk mengasihi dengan bertemu secara langsung. Tetapi sadarilah bahwa doa adalah bentuk kasih yang tulus. Jangan mendoakan hal buruk terjadi pada diri mereka, melainkan doakan agar mereka mengenal kasih Kristus dan Allah berkenan mengubahkan mereka.
Sudah Cukup Gigihkah Kita Untuk Tetap Meminta?
Sama seperti berelasi dengan pasangan, tentu Sobat Cengkir gigih untuk memastikan hubungan kalian serta mempertahankannya, termasuk ketika menghadapi cobaan.
“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan.”
Mazmur 145:18
Kesetiaan tentu diuji ketika berbagai hal kadang berjalan kurang membawa kenyamanan bagi kita. Ketika kita memasuki fase hidup yang mungkin menyesakkan, seharusnyalah kita tetap bertahan setia dengan Tuhan, menjalin komunikasi dengan-Nya, dan tetap menunggu Tuhan memberikan jawaban kepada kita.
Siapkah Kita Berserah Kepada Kehendak Allah?
Ditolak itu enggak enak rasanya. Namun mungkin juga ketika kita mendapatkan penolakan saat ini, ada maksud dan hal baik yang terjadi pada waktu mendatang.
“Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.”
Lukas 22:42
Sama seperti Yesus yang ingin cawan salib berlalu, tapi Ia sadar bahwa kehendak Bapa mendatangkan kebaikan, bahkan bagi seisi semesta. Yesus mengajarkan kita untuk berserah kepada Allah yang telah merancang segala hal dan mendatangkan kebaikan, yang mungkin jarang kita pahami dengan akal manusia.
Melalui 5 pertanyaan di atas, Sobat Cengkir bisa bertanya dan merenungkannya. Ketika doa dan harap kita tak kunjung dijawab, mungkin Tuhan memiliki maksud yang perlahan kita perlu pahami. Selamat menanti kepada Tuhan, bukan kepada langit.