MATA IMAN #554
Senin 4 Oktober 2021
Bacaan: Keluaran 20:1-17
Nas: Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. (ay 3).
RELATIVISME
Penganut relativisme beranggapan bahwa tidak ada yang absolut atau mutlak di jagad raya ini. Segala sesuatu relatif, tergantung dengan yang lain. Rakyat Mesir menganut politeisme, mempunyai banyak dewa-dewi yang memiliki spesialisasi masing-masing. Ada dewa kemakmuran, dewa terang, dewa kehidupan dan sebagainya. Dewa-dewi ini mempunyai aspek kehidupan yang berbeda, sehingga menunjukkan keterbatasan kuasa mereka.
Spirit utama dari politeisme adalah penolakan terhadap adanya sesuatu yang mutlak. Menolak percaya kepada Allah yang mempunyai kuasa tunggal yang berkuasa atas seluruh aspek kehidupan. Hukum pertama: “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku”, mengajarkan kepada umat Israel bahwa TUHAN adalah Allah satu-satunya yang berkuasa atas seluruh sisi kehidupan manusia. Pelanggaran terhadap hukum ini merupakan penyimpangan manusia dengan memberi kemuliaan dan kehormatan yang menjadi milik TUHAN, kepada suatu benda atau hal lainnya.
Sebagai orang percaya, memang kita tidak menyembah dewa-dewi, tetapi secara tidak sadar kita kadang menganut relativisme. Kita kadang tidak melibatkan Tuhan di dalam seluruh aspek kehidupan kita. Tuhan hanya kita akui di rumah ibadah, sementara di aspek yang lain seperti pekerjaan, sosial dan politik, kita kendalikan sendiri tanpa campur tangan-Nya. Mempercayai TUHAN sebagai satu-satunya Allah dan berpegang kepada perintah-perintah-Nya akan membebaskan kita dari ketertindasan akibat memutlakkan yang tidak mutlak. (ENO)
AKULAH TUHAN DAN TIDAK ADA YANG LAIN; YANG MENJADIKAN NASIB MUJUR DAN MENCIPTAKAN NASIB MALANG; AKULAH TUHAN YANG MEMBUAT SEMUA INI. (Yesaya 45:5a & 7b).
————————————–
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368