MATA IMAN #477
Senin, 19 Juli 2021
Bacaan: Filipi 4:10-20
Nas: Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. (ay 11).
SLOW LIVING
Kita tahu bahwa kehidupan di kota metropolitan itu serba cepat. Segala sesuatu bergerak cepat demi mengejar mimpi. Sepasang suami isteri memutuskan untuk meninggalkan kehidupan ibu kota dan tinggal di pegunungan di daerah Cianjur. Mereka menempati rumah mungil dengan perkebunan yang cukup luas. Kegiatan mereka yaitu menanam sayur, buah-buahan dan berbagai tanaman bunga serta beternak lebah madu. Mereka belajar berdamai dengan alam, menghargai ciptaan Tuhan dan belajar merasa cukup. Mereka menyebutnya ‘Slow living’.
Hal ini relevan dengan nasihat Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi. Paulus telah menjalani kehidupan yang berkelimpahan dan juga kekurangan, bahkan hidup di penjara. Paulus meminta jemaat di Filipi hidup sederhana, belajar mencukupkan diri, apapun keadaannya. Mencoba untuk tidak memikirkan yang tidak ada, tetapi mensyukuri apa yang di tangan. Mereka diminta meneladani Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah tetapi telah mengosongkan diri-Nya menjadi manusia.
Pandemi Covid-19 belumlah usai, bahkan menerjang seperti badai meluluh-lantakkan kehidupan kita. Kadang kita berpikir, kenapa Tuhan mengijinkan pandemi ini melanda dunia? Mungkin Tuhan menguji iman kita atau mungkin Tuhan heran kenapa kita hidup dengan serba tergopoh-gopoh mengejar sesuatu yang fana. Tuhan sepertinya mengajak kita untuk ‘slow living’, bekerja di rumah, nggak keluar rumah kalau tak terlalu penting, hidup seadanya, bahkan beribadah di rumah, menjadikan rumah kita sebagai gereja kita. Marilah kita renungkan dan belajar darinya. (ENO)
KEBAHAGIAAN KITA BERJALAN BERIRINGAN DENGAN PENERIMAAN KITA TENTANG HIDUP.
————————————–
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir
dapat diakses melalui :
https://linktr.ee/gkikelapacengkir
Whatsapp by wa.me/+6281388901368