Allah Trinitas oleh beberapa kalangan umat beragama lain kerap disalahartikan, di mana Allah Roh Kudus justru digantikan oleh Bunda Maria. Tetapi sebagai umat beragama Kristen, dan bahkan pengikut Kristus,
apakah kita sudah memiliki pengenalan yang benar akan Allah Roh Kudus?
Dalam Kebaktian Pentakosta yang dilaksanakan pada 23 Mei 2021, kita merayakan hari di mana Roh Kudus turun kepada murid Yesus yang saat itu berkumpul di Yerusalem. Pdt. Winner Pananjaya sebagai pelayan firman menyampaikan pandangan sebagian orang Kristen yang salah memahami Roh Kudus sebagai “back up”.
“Back up” dalam aspek tertentu memang penting. Dalam pekerjaan, mungkin Sobat Cengkir membuat “back up” data dengan menyimpan di flash-disk, hard disk ataupun cloud storage. Dalam hal keuangan, sebagian Sobat Cengkir pun belajar di masa pandemi ini untuk menyiasati adanya dana “back up” apabila dibutuhkan secara darurat, seperti kesehatan. Dalam dua contoh ini kita dapat memahami “back up” sebagai cadangan. Frase “back up” juga dapat dipahami sebagai dukungan, terlebih kaitannya dengan aspek keamanan.
Dengan cara pandang kita atas Roh Kudus sebagai “back up”, maka kita akan memahami dan membutuhkan Roh Kudus hanya untuk menolong kita kalau kita lagi jatuh dan merasa buntu. Cara memahami Allah hanya sebagai “back up” yang salah dipahami oleh sebagian orang Kristen tidak jauh berbeda dengan kesalahan para 12 murid yang memandang Yesus sebagai “back up”, untuk mengembalikan kejayaan kerajaan Israel.
Kalau cara pandang dan peran Roh Kudus sebagai back up adalah salah, lantas bagaimana seharusnya pengikut Kristus memahaminya?
Roh Kudus perlu kita pahami sebagai pondasi kehidupan. Dalam Yohanes 16:7, Yesus menyampaikan:
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.
Dalam nat ini, kita dapat memahami pentingnya Roh Kudus yang tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, yang dapat menolong dan menghibur murid Kristus di segala tempat dan zaman. Sehingga kita, pengikut Kristus di masa kini pun dapat memahami maksud dan rencana Allah dalam hidup manusia.
Roh Kudus menyadarkan kehadiran dosa dalam hidup manusia. Manusia kerap melakukan dosa berulang-ulang hingga menjadi sebuah hal yang natural dan merasa tidak berdosa atas perbuatannya. Roh Kudus menggerakkan hati dan pikiran kita untuk menegur serta menginsafkan dunia akan dosa. Roh Kudus mengubahkan diri kita, yang dulunya kutuk menjadi berkat.
Roh Kudus mencelikkan kebenaran siapakah Yesus sebenarnya, yaitu sebagai Tuhan dan Juruselamat. Ketika para murid menerima kehadiran Roh Kudus, mereka memahami kebenaran Ilahi, bahwa Yesus yang telah hidup bersama-sama dengan mereka adalah Mesias yang menebus dosa manusia, bukan sekadar mesias yang meruntuhkan kekuasaan Romawi. Begitupun bagi kita di saat ini, Roh Kudus menolong kita memahami Kristus dan segala maksud Ilahi dalam hidup kita.
Pentakosta seharusnya kita maknai dan refleksikan di setiap hari, karena Roh Kudus berkarya bersama kita di setiap saat. Selamat menghidupi detik demi detik berkarya bersama Roh Kudus.