Kembali Memaknai Kasih Melalui Salib Lambang Kemuliaan – Refleksi Ibadah Jumat Agung

Pernahkah Sobat Cengkir memiliki rasa benci dan muak, baik pada diri sendiri maupun kepada orang lain?

Ketika kita memiliki rasa jengkel, benci bahkan muak kepada orang lain ataupun diri sendiri, mungkin terbersit dalam pikiran kita untuk memberikan hukuman. Kalau bisa, berikan hukuman yang berat agar orang tersebut ataupun diri kita sendiri merasakan kapok dan jera lalu tidak melakukan perbuatan buruk atau kesalahan yang sama.

Tetapi pernahkah kita terbersit akan hukuman salib yang ditanggung oleh Yesus? Hukuman salib kerap diberikan kepada para budak, tentara yang gagal, pembangkang pemerintah. Penghukuman salib dinilai oleh banyak orang sebagai hukuman paling kejam, ia yang terhukum akan disiksa secara lama dengan digantung, dibiarkan mengalami rasa panas atau mungkin dingin, dan luka akibat luka yang diterima sebelumnya semakin terasa. Hal inilah yang membuat ia yang dihukum salib adalah orang yang benar-benar terkutuk.

Penyaliban Yesus merupakan momen dari realitas dosa, di mana kita bisa melihat puncak penderitaan dan kekejian yang dilakukan manusia kepada Tuhan Yesus. Berbeda dengan orang-orang lain yang akan mengucapkan sumpah serapah ketika disiksa, justru tindakan Yesus di kayu salib pun masih menunjukkan kasih. Yesus justru menciptakan relasi kekeluargaan antara Maria, ibunya, dengan Yohanes. Yesus juga menunjukkan bahwa dirinya menderita, namun ia tetap bertahan dan hanya menyampaikan “Aku haus”. Dan peristiwa penyaliban Yesus merupakan penggenapan penyelamatan oleh Allah kepada manusia.

Kasih yang Maha Agung, tidak melihat penderitaan, Yesus melihat cinta Allah Bapa kepada manusia. Cinta Kristus yang disalibkan merupakan bukti kemuliaan Allah yang Maha Pengasih. Ketika kita melihat lambang salib, baik yang kerap kita gunakan sebagai aksesoris, atau di buku kitab, hiasan ruangan atau ketika salib terlintas di benak kita, seharusnya kita dapat terus-menerus mengingat kasih-Nya bagi setiap manusia.

Maka ketika kita merasa benci dan muak kepada orang lain ataupun pada diri kita, ingatlah selalu bahwa setiap manusia berhak merasakan kasih Kristus yang telah ia bagikan di kayu salib. Bagikan cinta yang bisa kita bagikan kepada siapa saja, berbagi kehidupan seperti yang Yesus teladankan bagi kita semua.

You May Also Like

About the Author: gkikelapacengkir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *