Setahun Hidup Dalam Pertanyaan – Refleksi Persekutuan Pra-Paskah

Setahun Hidup Dalam Pertanyaan – Refleksi Persekutuan Pra-Paskah

Kapan bisa beribadah dan bersekutu lagi di gereja? Kenapa kok pandemi nggak kelar-kelar? Apa maksud Tuhan membiarkan umat-Nya merasakan kesulitan yang lebih selama setahun belakangan ini?

Pertanyaan-pertanyaan di atas mungkin terbersit pada sebagian Sobat Cengkir, terlebih sudah setahun lebih kita mengalami dampak dari pandemi Covid-19. Sebagian dari kita rindu beribadah dan bersekutu secara langsung di gedung gereja, kita juga ingin kesusahan setahun ini berakhir. Melalui berbagai cara, Majelis Jemaat serta aktivis GKI Kelapa Cengkir pun mengusahakan kesehatan rohani dan kesehatan psikis tetap terjaga, dengan tetap mengadakan Kebaktian Minggu online, Pendalaman Alkitab online dan renungan harian Mata Iman dalam bentuk bacaan dan audio. Dan melalui Persekutuan Pra-Paskah 2021, kita juga mendapatkan penguatan kembali dalam situasi saat ini.

Dalam berbagai syair Mazmur, kita sering membaca betapa penting nyanyian dalam kehidupan dan peribadatan umat Israel. Memang idealnya, kita memuji Allah melalui peribadatan di sebuah rumah ibadat dalam suatu ritus. Pdt.Gatot Pujo Tamtama, dalam Persekutuan Pra-Paskah pada 29 Maret 2021 mengingatkan, bahwa masa pandemi ini menginatkan kita akan hal substansial dari peribadatan, walaupun terjadi pergeseran dalam pernak-pernik peribadatan. Walaupun memuji Tuhan saat ini masih dilakukan lewat beribadah di rumah secara online, kiranya kita tetap berfokus pada Tuhan yang kita puji!

Pada Persekutuan Pra-Paskah pada 30 Maret 2021, Pdt.Winner Pananjaya memberikan penguatan bagi Sobat Cengkir yang merasa lelah dan penat akan hal-hal buruk dalam setahun belakangan ini, di masa pandemi. Sosok Rasul Paulus merupakan salah satu contoh yang dapat kita teladani. Masa di mana ia berada dalam penjara, Rasul merasakan kesulitan yang luar biasa, tetapi ia tetap berjuang mewartakan kebaikan Kristus melalui berbagai surat, termasuk suratnya kepada Timotius serta jemaat yang dibimbing oleh Timotius. Setahun pandemi dengan segala kesusahan yang mengikuti, kiranya kita dapat berkomitmen terhadap sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri serta rela berkorban dan bertahan untuk tujuan yang lebih besar, yaitu kepada Allah saja.

Situasi di mana pandemi mengakibatkan kita berduka karena ditinggal orang-orang terkasih maupun pekerjaan terbengkalai, mungkin juga dirasakan oleh orang-orang Yahudi sebagai pengikut Kristus mula-mula. Melalui Persekutuan Pra-Paskah 31 Maret 2021, Pdt.Gatot Pujo Tamtama menyatakan, dalam Surat Ibrani pengikut Kristus mengalami kegelisahan dan kerusuhan, bahkan mereka mengalami penganiayaan karena iman mereka kepada Yesus Kristus, anak Allah. Dalam kondisi tersebut, sang penulis mengingatkan agar umat Allah di segala tempat dan zaman untuk terus mengarahkan diri kepada Kristus, sumber kekuatan sejati.

Tidak semua pertanyaan dalam kehidupan akan kita dapatkan jawabannya secara gamblang. Namun ketika hidup kita berfokus pada Tuhan, melalui peribadatan, persekutuan dan perenungan, Tuhan akan menyatakan kehadiran-Nya pada kita, termasuk dalam situasi kehidupan yang sulit sekalipun.

You May Also Like

About the Author: gkikelapacengkir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *