Tidak seperti Natal yang selalu pada 25 Desember, sebagai momen titik balik matahari di belahan bumi utara yang menjadi simbol “terang telah datang”, Paskah ditentukan dengan siklus bulan. Amatilah langit malam menjelang Paskah, selalu ada bulan purnama.
Sejarah Paskah berasal dari hari raya Passover Yahudi (Musa memimpin Israel keluar dari Mesir, dengan tradisi mengoles darah domba di pintu, makan domba bakar dengan roti tanpa ragi dan sayur pahit – Keluaran 12:7-8) yang selalu jatuh di musim semi, sehingga tanggalnya selalu berubah di kalender Masehi
Melalui Konsili Nicea 325, dewan gereja menentukan cara penetapan tanggal Paskah. Yakni di titik balik musim semi (spring equinox), antara 22 Maret hingga 25 April, pada Minggu sesudah muncul purnama. Perbedaan penggunaan kalender Julianus menyebabkan terkadang Gereja Ortodoks merayakan Paskah sepekan setelah Katolik dan Protestan yang mengacu ke kalender Gregorian.
Sebutan Easter identik dengan perayaan agama tradisi Eropa atau paganisme, yakni menyambut kembalinya dewi musim semi yang menghidupkan kembali bumi setelah tertutup salju musim dingin. Di Timur Tengah, ada ritus pemujaan Ishtar — para wanita menangisi kematian Tammuz, dengan tanda T (tau) di dahi, anak dari Ishtar yang kemudian bangkit kembali, sekilas mirip Jumat Agung, namun maknanya jauh berbeda dan dikecam sebagai berhala (Yehezkiel 8 & 9).
Agama negeri Kanaan tersebut berasimilasi dengan mitologi Yunani, yakni kembalinya Persephone yang diculik Hades (dewa alam kematian), kepada Demeter (dewi kesuburan) ke bumi yang berdampak mulainya musim semi hingga musim panas, namun setengah tahun sisanya Persephone kembali kepada Hades, lalu Demeter berduka, mulailah musim gugur dan dingin. Nama yang mirip juga dapat ditelusuri pada dewi Eostre dalam budaya Celtic, atau Ostara dalam budaya Germanic.
Telur melambangkan awal kehidupan, menjadi identik dengan tema Paskah bersama kelinci, hewan yang mulai muncul ke permukaan tanah setelah hanya aktif di malam hari selama musim dingin. Keduanya juga identik dengan ritual pagan menyambut musim semi.
Tradisi dan momen perayaan Paskah merupakan persilangan antara kepercayaan lama Eropa, yang diadopsi ke dalam kalender liturgi gereja dengan perhitungan siklus purnama di musim semi. Namun nilai-nilai Alkitabiah-lah yang harus lebih kita tonjolkan dan hayati. Inilah makna Paskah yang sejati, yakni kita memperoleh pengampunan dosa dan kehidupan baru yang kita yakini berasal dari kebangkitan Yesus. (YOD)
==
Demikianlah hendaknya kamu memandangnya: bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus. (Roma 6:11)