MATA IMAN #313
Senin 1 Februari 2021
Bacaan: Ayub 2:1-13
Nas: Maka berkatalah isterinya kepadanya: “Masih bertekunkah engkau dalam kesalehanmu? Kutukilah Allahmu dan matilah!” (ay 9).
TIPIS TELINGA
Kita pernah mempunyai presiden yang cuek bebek, yaitu Gus Dur. Beliau pernah memberi nasihat: Kalau kita dikritik atau dicemooh bahkan dicaci-maki, tenanglah hatimu, jangan didengarkan atau dimasukkan ke dalam hati. Kalau kita tidak menerimanya, maka segala caci-maki itu akan kembali kepada pemiliknya. Dari nasihat ini kita bisa belajar untuk tidak tipis telinga, yang artinya terlalu mendengarkan apa kata orang.
Dalam hal ini, kita juga bisa belajar dari Ayub. Sewaktu dia sakit parah karena dicobai Iblis, isterinya bukan menghiburnya tetapi malahan memberi masukan yang tidak baik. Ayub diminta untuk mengutuki Allah dan mati saja. Akan tetapi Ayub tidak mendegarkannya, bahkan dia menegur isterinya sebagai perempuan gila. Ayub pun tidak tipis telinga, sehingga dia tidak terpengaruh bujukan isterinya. Menurut Ayub, kalau dia menerima yang baik dari Allah, dia juga harus bisa menerima hal yang buruk. Memang di dunia ini serba berpasangan, ada yang baik juga ada yang buruk, di balik sehat ada sakit, keberuntungan berdampingan dengan kesialan.
Sebagai pelayan Tuhan di gereja, apakah menjadi penatua, pengurus komisi atau pun aktivis lainnya, kita juga harus belajar untuk tidak terlalu memikirkan apa kata orang. Karena sepuluh mulut bisa mencuitkan ratusan kata-kata, baik yang enak didengar maupun yang tidak. Marilah kita fokus kepada pelayanan kita untuk memuliakan Tuhan yang kita sembah, karena Dia telah mengasihi dengan mengaruniakan keselamatan bagi kita. (ENO)
JANGAN TERLALU AMBIL HATI DENGAN UCAPAN SESEORANG, KADANG MANUSIA MEMPUNYAI MULUT TETAPI BELUM TENTU MEMPUNYAI OTAK. (Albert Einstein).
———————-
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)
