MATA IMAN #278
Senin, 28 Desember 2020
Bacaan: Yohanes 14:21-31
Nas: Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. (ay 27).
BUMI YANG SORGAWI
Saat ini tidak sedikit ajaran agama dipahami sebagai sekumpulan peraturan “boleh-tidak” atau “halal-haram”. Pemahaman demikian akan mengakibatkan cara beragama yang melelahkan dan egois. Bagi pemeluknya, hukumnya halal menyakiti bahkan membunuh sesama dengan dalih membela agama. Padahal beragama itu bukan hanya hubungan vertikal antara umat dengan Tuhannya, melainkan juga hubungan horisontal antara sesama manusia. Beragama dengan egois tentunya tidak akan membuat bumi ini penuh kedamaian, bahkan sebaliknya akan dipenuhi rasa permusuhan. Miris bukan?
Hidup beragama bukannya membuat pemeluknya tenang dan bersukacita, melainkan akan menghasilkan rasa frustasi berkepanjangan karena hidup beragamanya berfokus kepada upaya jerih lelah untuk menggapai sorga. Oleh karena itu Yesus meninggalkan damai sejahtera bagi umat-Nya. Ketika orang percaya dibenarkan di hadirat Allah karena kasih-Nya, maka kedamaian dan ketenangan batin akan muncul karena telah berdamai dengan Allah dan memiliki jaminan hidup kekal bersama Tuhan.
Marilah kita sebagai umat Tuhan yang sudah diperdamaikan dengan Allah, berlomba-lomba menghadirkan damai sejahtera di bumi agar bumi ini mempunyai cita rasa sorgawi. Jangan terlalu berfokus untuk menggapai sorga, tetapi tatkala kita masih diberi hidup dan kesempatan, berfokuslah kepada misi Allah bagi umat-Nya yaitu untuk menghadirkan damai sejahtera di bumi, melalui kasih sorgawi yang telah Yesus ajarkan. Damai di bumi, damai di hati. (ENO)
KEDAMAIAN DUNIA DIMULAI DENGAN KEDAMAIAN BATIN. (Dalai Lama).
———————-
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)