Mata Iman #198
MATA IMAN #198
Bacaan: 1 Samuel 20:1-9
Nas: Yonatan berkata kepada Daud: ”Apa pun kehendak hatimu, aku akan melakukannya bagimu” (1 Samuel 20:4)
MENJAGA OBYEKTIVITAS
Ketika menjalani perkuliahan di jurusan komunikasi, ada sebuah kata yang selalu diulang oleh dosen saya di kelas: obyektivitas. Objektivitas adalah salah satu prinsip terpenting untuk para calon awak media. Ketika berbincang dengan rekan dari jurusan sains, ternyata prinsip yang sama juga bergema di kelasnya. Menurut sang profesor di sana, obyektivitas adalah kunci sukses seorang peneliti. Tampaknya, prinsip obyektivitas ini telah menjadi “kaidah kencana” di bidang apa pun.
Suatu kali, Daud mengeluhkan secara terus terang kepada Yonatan, tentang sikap ayahnya—Saul. Seiring berjalannya waktu, makin jelas bahwa Saul melihat Daud sebagai ancaman bagi takhtanya. Dari sini kita belajar dari sikap obyektif Yonatan. Ia tidak langsung menunjukkan sikap jengkel kepada Daud karena menuduh ayahnya. Sebaliknya, ia juga tidak langsung terprovokasi oleh Daud untuk ikut menjatuhkan Saul.
Dengan prinsip obyektivitas dan pengetahuan bahwa Daud berada di pihak yang benar, Yonatan mengajak sahabatnya yang kalut itu untuk mencari jalan terbaik. Akhirnya kita tahu bahwa Yonatan berhasil menyelamatkan nyawa Daud, yang kemudian menjadi raja besar di Israel—meski untuk itu ia harus mengorbankan kesempatannya sendiri untuk naik takhta.
Sikap obyektif dapat membawa perubahan yang nyata dalam kehidupan ini. Seseorang yang bersikap obyektif akan berusaha menempatkan diri dalam posisi yang netral—tak berpihak. Dari situ, seseorang dapat memberikan sumbangsih dan solusi positif bagi pergumulan orang-orang di sekitarnya. Tuhan pun disenangkan melaluinya. (OLV)
KETIKA ANDA MEMUTUSKAN UNTUK BERSIKAP OBYEKTIF ANDA MEMUTUSKAN UNTUK BERJALAN DALAM KEBENARAN
———————-
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by wa.me/+6281388901368
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)