Sering kali, saat sudah berusaha untuk melakukan keempat cara lainnya, rasa itu masih ada. Rasa yang mengganggu masih tetap terasa walaupun sudah melakukan berbagai hal yang disarankan. Jika sudah seperti itu, apa yang harus dilakukan?
Cara terakhir adalah dengan memberi ruang pada rasa itu untuk tinggal.
Ya, benar, membiarkan rasa itu tetap ada dalam diri adalah langkah terakhir yang harus ditempuh saat mengalami perasaan tidak enak. Peluklah perasaan itu dan terima sebagai bagian dari diri sendiri. Walaupun terdengar tidak mungkin, cara ini masih bisa dilakukan jika kita memang mau memandang rasa itu sebagai teman, bukan sesuatu yang harus dilawan.
Saat sudah merasakan sebuah perasaan, kita harus membayangkannya seperti sebuah. Ubah rasa itu menjadi sesuatu yang nyata dalam pikiran kita. Bagaimana bentuknya? Apakah kotak? Bulat? Teksturnya halus atau kasar? Bayangkan itu semua lalu namai benda yang merupakan perwujudan rasa itu. Apakah benda berbentuk kotak dengan tekstur kasar itu adalah kesedihan? Maka namailah “Ini adalah perasaan sedih.”
Setelahnya, biarkan rasa atau pikiran menyakitkan itu datang dan pergi seperti cuaca. Saat kita bernapas, bayangkan napas kita mengalir ke dalam dan sekitar rasa sakit kita sehingga ada ruang untuk rasa sakit itu. Tahan napas dan rasakan perasaan itu bergerak dalam diri.
Jangan lawan pikiran atau perasaan itu, melainkan biarkan pikiran atau perasaan itu bergerak lalu di diri kita, seperti cuaca. Cuaca tidak akan bertahan selamanya di langit. Ada kalanya cuaca akan berubah. Hujan akan datang kemudian pergi begitu saja dari langit dan akhirnya matahari pun bersinar lagi. Apakah langit memaksa hujan untuk pergi? Tidak, ia membiarkan hujan untuk tetap di sana karena ia tahu kalau pada akhirnya hujan akan pergi.
Begitupun dengan perasaan kita. Mungkin sekarang kita merasakan amarah, sedih, dan lainnya. Namun, pada akhirnya, perasaan-perasaan itu akan pergi dengan sendirinya jika kita memberinya ruang, memberinya waktu untuk tinggal tanpa perlu susah payah berusaha menghilangkannya dari dalam diri.
Bayangkan, jika kita mencoba untuk melawan perasaan itu namun tidak behasil dan terus mencoba. Waktu kita akan habis hanya untuk itu. Kita jadi tidak punya waktu untuk menghidupi dunia kita seperti biasa. Kita hanya fokus pada usaha untuk menghilangkan rasa itu dan lupa pada hal lain yang lebih penting, yakni hidup.
Oleh karena itu, daripada berusaha terlalu keras untuk melawannya, lebih baik terima saja perasaan itu dan mulai menghidupi kegiatan kita lagi. Rasakan itu saat berjalan, bertemu dengan orang lain, dan sebagainya. Beri ruang untuk perasaan itu bersemayam. Ruang aman yang membuatnya tetap tenang di sana dan kita akan sadari, walaupun merasakan hal itu, kita masih bisa hidup dan beraktifitas. Kita akan lebih bersyukur karena ternyata perasaan itu tidak akan mengganggu hidup kita.
Berusaha menjauhkan pikiran dan perasaan sulit sering kali tidak begitu berhasil. Jadi, BERI RUANG saja untuk semua itu:
RASAKAN pikiran atau perasaan sulit dengan cermat. Fokuskan perhatian kepada pikiran atau perasaan itu. Bayangkan perasaan sakit itu sebagai benda, dan perhatikan ukuran, bentuk, warna, dan suhunya.
NAMAI pikiran atau perasaan sulit itu, seperti:
“Ini perasaan sulit”
“Ini pikiran sulit tentang masa lalu”
“Saya merasa ini kesedihan”
“Saya merasa ini pikiran bahwa saya lemah”
Biarkan rasa atau pikiran menyakitkan itu datang dan pergi seperti cuaca. Saat Anda bernapas, bayangkan napas Anda mengalir ke dalam dan sekitar rasa sakit Anda sehingga ada ruang untuk rasa sakit itu. Jangan lawan pikiran atau perasaan itu, melainkan biarkan pikiran atau perasaan itu bergerak lalu di diri Anda, seperti cuaca yang bergerak lalu di langit. Jika Anda tidak melawan cuaca, Anda akan punya lebih banyak waktu dan energi untuk menghidupi dunia di sekitar Anda dan melakukan hal-hal yang penting bagi Anda.
Hal yang Perlu Dilakukan Saat Stres: Beri Ruang



