MATA IMAN #86
Bacaan: 1 Raja-Raja 19: 1-18
Nas: Dan sesudah api itu datanglah bunyi angin sepoi-sepoi basa (12b)
TUHAN DI DALAM ANGIN SEPOI
Pernahkah Sobat Cengkir mengenal batik-batik pedesaan di daerah Purwokerto? Diproduksi di gang-gang sempit, batik mereka tidak tampil dalam ukiran-ukiran penuh simbol dan filosofi yang berat, mereka hanya ‘memindahkan’ hal-hal yang dilihat setiap hari ke atas kain batik: Jahe, kopi, daun lumbon (keladi), maupun kupu-kupu dan ayam. Apa yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, diberi makna. Ketika daun keladi tumbuh merimbun dimana-mana, tanaman itu dijadikan menjadi motif batik dengan harapan agar pemakainya pun bisa bertumbuh, di lingkungan mana pun ia berada.
Elia dalam bacaan kita hari ini dikuasai kelelahan, keputusasaan, dan kesedihan; dan ia pun memutuskan ‘lockdown’ alias karantina mandiri. Elia patah semangat karena kelelahan jasmani dan mental yang dihadapi di tengah pekerjaannya. Sungguh unik dari pengalaman ini, kita melihat Tuhan lalu hadir bagi Elia, bukan dalam tanda-tanda dahsyat seperti angin besar, gempa, dan api, tetapi justru dalam hal-hal sederhana seperti air kendi, roti tawar dan angin sepoi.
Cerita ini selalu mengingatkan saya bahwa Tuhan hadir dalam keseharian kita yang ‘biasa saja’. Ia adalah Bapa yang paham dan peduli pada kebutuhan dasar kita, seperti makan, tidur, minum. Dengan mata iman, kita dapat menemukan keindahan spiritual yang menyegarkan di balik hal-hal yang oleh orang lain mungkin dianggap rutinitas biasa saja. (OLV)
———————————
Informasi seputar GKI Kelapa Cengkir dapat diakses melalui :
Whatsapp by (081388901368)
Website (http://gkikelapacengkir.org)
Instagram (@gkikelapacengkir)