Menggereja dengan Gembira

1 Tesalonika 5:16-18

5:16 Bersukacitalah senantiasa. 5:17 Tetaplah berdoa . 5:18 Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Apa yang Saudara pahami tentang tema pada hari Minggu, 26 Januari 2020 bertepatan dengan Pertukaran Pelayan Firman GKI SW Jateng? “Menggereja dengan Gembira”? Dua bagian penting “menggereja” dan “Gembira”. Ketika kita mendengar kata gereja,dengan gampang arah-pandang-tujuan kita pada bangunan phisik di mana orang- orang Kristen menjalankan perayaan ibadahnya. Tidak usah terlalu jauh, di mana hari ini kita merayakan Minggu yang berdekatan dengan Imlek
Jawabnya : Di GKI Kelapa Cengkir – Kelapa Gading. Bagi mereka dan khususnya keluarga yang baru pertama kali
ibadah di sini untuk menentukan tujuan harus googling. Tidak salah kalau gereja tertuju pada bangunan phisik berupa gedung atau bangunan.

Bangunan phisik memang diperlukan dalam kehidupan bergereja, namun jauh lebih penting adalah orang-orang di dalamnya. Melalui persekutuan orang percaya yang disebut gereja kita berhimpun, bersekutu, bergumul dan menindaklanjuti panggilannya untuk melayani dan bersaksi. Ingat ya lagu anak-anak SM : “Aku Gereja– Kaupun Gereja. Kita sama-sama gereja, dan pengikut Yesus di selutuh dunia, kita sama-sama gereja. Gereja bukanlah gedungnya, dan bukan pula menaranya, bukalah pintunya, lihat di dalamnya, gereja adalah orangnya.” Apakah dengan kehadiran gereja; yaitu kita semua sudah mendatangkan kebaikan dan menjadi berkat bagi dirinya, lingkungan dan bagi dunia? GKI Jawa Tengah, yang bermula tumbuh dari lingkungan terbatas di kota kecil, membekas dalam ingatan generasi paroh baya, yang hadir melalui anggotanya dengan keguyuban, rukun, saling peduli, saling menyapa dan menguatkan satu dengan yang lain. Gereja benar-benar menghangatkan dan mengihidupi orang-orang yang ada di dalamnya dan berdampak kepada masyarakat di sekitar gereja itu hadir. Pada suatu dekade – gereja benar-benar menerima begitu banyak orang masuk ke dalamnya. Pos-pos pelayanan anak dibuka di mana-mana, dan orang tua yang awalnya hanya mengantar dan menunggu anak-anaknya SM akhirnya bergereja juga. Gereja sudah seharusnya melakukan apapun dengan gembira yang diiringi sukacita dan tidak pernah terpaksa. Kegembiraan yang dijalani seharusnya menjadi ciri khas gereja. Ternyata Rasul Paulus memberikan perintah rangkap tiga kepada jemaat di Tesalonika. Jangan bayangkan mereka seperti kita sekarang ini, mereka adalah orang-orang Kristen baru, dan mereka mengalami banyak penderitaan akibat iman mereka.

Mereka berada dalam tekanan, ketimpangan status sosial dan pergumulan yang tidak gampang. Timotius yang ditugaskan untuk mendampingi Jemaat di Tesalonika oleh Rasul Paulus secara langsung melaporkan kepada bapak rohaninya, ternyata Jemaat di Tesalonika mampu dan bertahan dalam iman mereka.
Apa ketiga perintah itu sehingga gereja mampu menggereja, orang percaya mampu bertahan dalam kehidupannya sebagai orang percaya?
1. Bersukacitalah senantiasa.
2. Tetaplah berdoa.
3. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.

Ketiga perintah rangkap tiga itu menjadi identitas atau ciri khas kehidupan Kristen, kehidupan gereja. Perintah rangkap tiga itu merupakan perintah Allah di dalam Kristus Yesus yang tidak lain menjadi sumber dari tiga perintah tersebut. Ketiganya merupakan rahmat dan perintah, pemberian dan penugasan. Semua itu harus dijalani dengan kesadaran, bukan dengan keterpaksaan.

Bagaimana dengan kita yang diberikan kepercayaan untuk menjalankan tugas rangkap tiga? Menjadi berkat tidaknya, mendatangkan kebaikan atau tidak, diterima atau ditolak masyarakat sesungguhnya tergantung dari kita semua. Berharap GKI Kelapa Cengkir mampu membawa diri dengan baik. TYM.

Pdt. Slamet R. Siswaantara
Pendeta Jemaat GKI Kebayoran Baru

You May Also Like

About the Author: gkikelapacengkir

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *