Hidup yang Patut dihadapan Allah

Yesaya 42:1 – 9 ; Mazmur 29 ; Kisah Para Rasul 10:34–43 ; Matius 3:13–17

Bagaimanakah hidup yang patut di hadapan Allah? Yesaya memperkenalkan sosok hamba TUHAN yang berbeda dari hamba-hamba Tuhan pada umumnya. Yesaya mengungkapkan jati diri, panggilan, dan misi Sang Hamba. Tuhan yang memilih, Tuhan pula yang menyatakan pengurapan-Nya atas hamba-Nya. Tuhan yang mengurapi, Tuhan pula yang membentuk karakter yang harus menjadi ciri khas Sang Hamba. Hamba TUHAN harus tangguh walaupun dari luar nampak sederhana, harus setia menegakkan hukum, serta tegar kokoh menopang mereka yang tertindas. Demikian pula panggilan dan misi hamba TUHAN sepenuhnya berasal dari Tuhan. Tugas hamba TUHAN berat karena Tuhan mempertaruhkan nama-Nya di pundaknya. Hamba TUHAN harus menyatakan perang terhadap ilah-ilah yang memperdaya Israel dan bangsa-bangsa lain. Ia harus memproklamasikan kepada mereka bahwa hanya TUHAN saja, Allah sejati.

1. Tugas hamba TUHAN adalah mencelikkan mata rohani yang dibutakan ilah-ilah dunia, memerdekakan jiwa-jiwa yang dibelenggu oleh kekuatan jahat roh-roh dunia. Hanya melalui Sang Hamba, semua manusia dapat datang dan menyembah Allah satu- satunya. Kristus adalah Sang Hamba, yang sudah tuntas menunaikan tugas dari Allah. Dia sudah menang terhadap belenggu dosa dan kuasa maut. Setiap orang dari segala suku, bangsa, dan bahasa yang mau percaya kepada Dia akan dimerdekakan dari perbudakan dosa untuk dapat menyembah Allah sejati yang Maha Kuasa (seperti dilukiskan pemazmur dalam Mazmur 29). Khotbah Petrus kepada Kornelius dalam Kisah Para Rasul dengan tegas menyatakan bahwa Allah berkenan atas setiap orang dari bangsa manapun yang datang dengan tulus mencari-Nya termasuk Kornelius yang adalah seorang kafir.

2. Tugas hamba Tuhan adalah menyatakan bahwa rahasia perkenan Allah atas semua orang ini terletak pada diri Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk mengerjakan karya keselamatan. Melalui kematian-Nya di salib dan kebangkitan-Nya dari antara orang mati, Yesus telah menyediakan jalan keselamatan untuk semua orang, semua bangsa. Kepergian Yesus secara khusus ke sungai Yordan untuk dibaptis oleh Yohanes menunjukkan

3. tekad dan kesungguhan-Nya menuruti kehendak Allah sejak semula, yaitu menjadi sama dengan manusia tanpa kecuali. Sebab ketika Yohanes mengatakan bahwa ia yang membutuhkan baptisan, Yesus menjawab bahwa pembaptisan atas diri- Nya bukan masalah kebutuhan tetapi masalah ketaatan- Nya untuk menggenapi kehendak-Nya.

4. Ketetapan Yesus untuk dibaptis juga memanifestasikan

kerendahan hati-Nya yang merupakan teladan bagi orang percaya. Ia tidak butuh dibaptis sebab Ia bukan Manusia berdosa, sebab itu tanpa mengaku dosa dan sesudah dibaptis, Yesus segera keluar dari air. Roh Kudus yang turun atas-Nya dan Allah yang berbicara langsung dari surga merupakan proklamasi dari Allah bahwa Yesuslah yang Diurapi dan Raja.

Bagaimana hidup yang patut di hadapan Allah?
1. Mencelikkan mata rohani yang dibutakan ilah-ilah dunia, memerdekakan jiwa-jiwa yang dibelenggu oleh kekuatan jahat roh-roh dunia, agar mereka mengenal Kristus.
2. Menyatakan bahwa rahasia perkenan Allah atas semua orang ada dalam diri Yesus Kristus, yang datang ke dunia untuk mengerjakan karya keselamatan.
3. Bertekad dengan sungguh hati untuk menuruti kehendak Allah
4. Rendah hati

(EUP, 12-01-2020)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?