Tembok keduniawian
Kejadian 15:1-12, 17-18; Mazmur 27; Filipi 3:17-4:1; Lukas 13:31-35
Keduniawian mempunyai arti segala sesuatu yang berhubungan dengan duniawi atau tidak kekal. Saat ini, tanpa disadari, kita digiring untuk hidup dengan pola ‘Lebih’. Lebih kaya, lebih hebat, lebih nikmat, lebih cepat, sesuai dengan kehidupan duniawi. Dengan tuntutan ‘Lebih’ tersebut, kita bisa mengabaikan keluarga, teman, kesehatan diri kita sendiri, bahkan mengabaikan Tuhan. Jika kita tidak bisa mengendalikan tuntutan ‘Lebih’, maka persahabatan kita dengan Tuhan dan sesama bisa rusak, bahkan hancur. Dalam Kejadian 15:1-12, Abraham memilih untuk percaya kepada janji Allah, bukan memakai solusi duniawi ketika menghadapi kenyataan bahwa Allah tak kunjung memberikan anak kandung di dalam pernikahannya dengan Sara.
Dalam Filipi 3:17-4:1, Paulus mengingatkan bahwa salah satu godaan terhadap jemaat Filipi yaitu ajakan untuk menjadi seteru salib Kristus dengan mempertuhankan perut dan mengarahkan pikiran kepada perkara duniawi. Oleh
karena itu, Paulus mengajak jemaat Filipi untuk berdiri teguh di dalam Tuhan. Dalam Injil Lukas 13:31-35, Yesus tetap memilih jalan salib. Ia tetap melanjutkan perjalanan menuju Yerusalem apa pun resiko yang harus di hadapiNya.
Marilah kita belajar untuk setia mengikut Yesus, bukan terpancang kepada perkara- perkara duniawi yang fana. Marilah kita selalu berpegang teguh kepada Allah dalam segala hal.
(YCI, 17.03.2019)