Manusia yang Berpengharapan
(Yesaya 35:1-10 ; Mazmur 146:5-10 ; Yakobus 5:7-10 ; Matius 11:2-11)
Ekspetasi terkadang berbanding terbalik dengan realita dan hal itu seringkali memupus harapan kita. Seperti Yohanes pembatis yang punya ekspetasi terhadap Yesus harus menerima kenyataan bahwa memang Mesias yang dibayangkan berbeda. Mungkin karena Yohanes pembaptis dipenjara sehingga berada di titik terbawah. Sehingga keinginan untuk dibebaskan tentu ada. Apalagi Yohanes sadar Yesus yang dibaptis adalah seorang Mesias yang dinanti. Sayangnya Yesus hadir bukan sebagai Mesias politik yang hendak menghancurkan kekuasaan Romawi kala itu. Bukan seperti bayangan Yohanes Pembaptis yang hadir sebagai penebang pohon dalam kitab Yesaya.
Yesus hadir melakukan pembebasan yang lebih besar, dimulai dari orang yang biasa mengalami diskriminasi dan dinajiskan oleh masyarakat Yahudi. Kemesiasan Yesus mengedepankan Cinta Damai. Yesus mengubah dunia bukan dengan pedang tapi dengan cinta. Hal ini mungkin tidak mudah bagi Yohanes Pembaptis. Kemesiasan Yesus tidak hanya menjadi harapan bagi secuil golongan umat Yahudi. Lebih luas jelas bagi seluruh umat manusia.
Pengharapan tentang kedatangan Tuhan kembali juga terkadang mirip dengan pemahaman orang Yahudi tentang Mesias. kita membayangkan Allah yang datang akan meratakan, membinasakan, dan menghancurkan bumi dan makhluk hidup di dalamnya. Yesus justru menjadi tunas yang baru,simbol kehidupan. Jika kita membaca kitab Yesaya kita akan melihat gambaran akhir jaman yang justru positif dan penuh perdamaian. Harapan yang sangat baik bagi semua orang tanpa terkecuali. Michael Jackson (MJ) legenda pop dunia, dengan lagunya Heal The World berpengharapan akan dunia yang lebih baik. MJ menekankan bahwa semua dapat terwujud jika kita menjadi terang Tuhan yang memancarkan kasih. Amin. Tuhan
memberkati.
(Pdt. Winner Pananjaya pada Ibadah 15 Desember 2019)