Renungan Mata Iman

Persekutuan Dengan Allah Mendasari Persekutuan Kita Dengan Sesama Manusia

Dalam liturgi GKI ada yang disebut dengan “salam damai” dimana maksudnya adalah kita tidak hidup terpisah-pisah akibat dosa, melainkan kita hidup berdamai dengan sesama kita. Jelas sekali bahwa hidup berdamai dengan sesama itu dimungkinkan karena karya pengampunan dosa yang dikerjakan oleh Allah sendiri, didalam dan melalui salib Kristus (karena itulah salam damai selalu sesudah berita anugerah). Karena itu tepatlah tema kita bahwa persekutuan manusia dengan sesamanya didasarkan atas persekutuan Allah dengan kita. Karena harus diakui bahwa tidak ada persekutuan dengan sesama tanpa pengampunan dosa oleh Allah didalam dan melalui salib Kristus. Oleh karena pengampunan dosa oleh Allah didalam dan melalui salib Kristus inilah kita dimungkinkan hidup dalam persekutuan dengan Allah dan persekutuan dengan Allah inilah yang memungkinkan kita hidup dalam persekutuan dengan sesama. Beberapa bentuk persekutuan dengan sesama adalah:

PERKAWINAN DAN KELUARGA
Di GKI Kelapa Cengkir, dalam kebaktian Peneguhan dan Pemberkatan Pernikahan, ada tindakkan simbolik, yaitu dua lilin kecil menghidupkan satu lilin besar, kemudian dua lilin kecil itu dimatikan. Tindakkan simbolik ini mau mengatakan bahwa di dalam pernikahan dua pribadi yang berbeda dijadikan satu dalam Kristus. Dua pribadi yang berbeda itu telah dimatikan. Itu berarti dalam perkawinan dua pribadi yang berbeda telah disatukan dalam Kristus tidak boleh lagi mengambil keputusan sendiri-sendiri tapi yang betul –betul keputusan yang menyenangkan hati Kristus. Sayang, hal ini tidak sungguh-sungguh dihayati oleh mereka yang menikah. Kedua pribadi yang berbeda itu tetap menjadi dua pribadi yang berbeda dan mengambil keputusan semaunya sendiri.

Selanjutnya Alkitab juga memberikan aturan bagaimana hidup sebagai suami istri. Kalau aturan ini tidak ditaati pasti akan menimbulkan masalah. Tetapi Alkitab tidak hanya menempatkan seorang suami sebagai “penguasa” melainkan juga dipanggil untuk menjadi penyelamat dan mengasihi istrinya, bahkan yang lebih berat lagi dikatakan oleh rasul Paulus seperti Kristus mengasihi jemaatNya termasuk menyerahkan diriNya baginya, yang berarti memberikan dirinya (berkorban) untuk istri yang dikasihinya (Efesus 5: 22-28)

Dan yang lebih penting lagi ayat-ayat ini juga mau mengatakan bahwa persekutuan dengan sesama (istri) hanya dimungkinkan karena karya pengampunan Allah didalam dan melalui salib Kristus (bandingkan dengan Efesus 5: 32). Dari perkawinan inilah terbentuk keluarga. Harus dikatakan bahwa keluarga adalah bentuk persekutuan manusia yang paling kecil. Sesudah keluarga adalah gereja dan kemudian masyarakat dan Negara.

LINGKUNGAN KERJA

Bentuk persekutuan dengan sesama yang lain adalah lingkungan kerja. Yang dimaksud dengan lingkungan kerja adalah hubungan antara majikan dan buruh, dan hubungan buruh dengan buruh. Rasul Paulus dalam Efesus 6:5-9 banyak menasihati bagaimana seharusnya seorang buruh melakukannya. Tentu buruh yang dimaksud adalah buruh yang telah menjadi percaya. Rasul Paulus juga menasihati bagaimana seharusnya sikap seorang majikan terhadap buruhnya. Bahkan dalam surat Filemon, Paulus mendesak Filemon untuk menerima kembali Onesimus yang telah melarikan diri dan berbuat kesalahan pada tuannya (Filemon).

MASYARAKAT

Yang saya maksudkan dengan masyarakat adalah bentuk persekutuan antar umat manusia yang lebih luas lagi yaitu seperti misalnya hubungan antar tetangga, hubungan antar jalan atau kampong dan sebagainya. Mungkin kita bertanya apakah Alkitab juga memberi perhatian pada persekutuan ini? Dalam Yeremia 29:4-7 sangat jelas bahwa melalui Yeremia, Allah memerintahkan umatNya yang sedang berada dalam pembuangan untuk berbaur dengan rakyat dimana mereka berada. Bahkan Allah seperti mendesak agar umatNya bekerja keras bukan hanya untuk kesejahteraan dirinya tapi untuk kesejahteraan kota dimana mereka berada dan berdoa untuk kota itu (penduduknya). Perjanjian Baru juga memberi perhatian kepada kehidupan masyarakat. Berbuat baik, menghormati, mengasihi dengan tetap takut kepada Allah menjadi tekanan utama (1 Petrus 2:12-17).

DISEMUA BENTUK PERSEKUTUAN ORANG PERCAYA DIPANGGIL UNTUK MENJADI BERKAT

Kalau kita teliti, maka tampak jelas bahwa apa yang telah dibicarakan sebelumnya, orang percaya dipanggil untuk menjadi garam dan terang (Matius 5:13-16) dalam semua bentuk persekutuan antar sesama, atau dengan kata lain ia harus menjadi berkat pada semua bentuk persekutuan. Ia tidak boleh diam tetapi sebaliknya harus berfungsi dengan baik. Ia harus menjadi pelopor dan memberikan sumbangan yang berharga kepada masyarakat dimana orang percaya berada. Karena itu ia harus peka dengan masalah-masalah yang ada di masyarakatnya dan bertindak dengan tepat. Dilain pihak, ia harus secara kritis menghadapi perkembangan dan pengaruh kebudayaan modern di masyarakatnya. Karena itu buku-buku semacam Etika Perkawinan dan Sexual, Etika Kerja dan Ekonomi juga Etika Politik menjadi sangat penting. Semoga dengan berkat Tuhan tulisan ini berguna untuk kita semua.

sumber: Aguskermite@yahoo.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Selamat Datang di GKI Kelapa Cengkir, ada yang bisa kami bantu?