Menyelami Pemikiran Allah
Mampukah manusia menyelami pemikiran Allah? Menyelami pemikiran suami / isteri kita, atau anak-anak kita, atau teman-teman kita saja seringkali tak bisa. Yang terjadi justru salah mengerti, salah memahami, salah menanggapi…
Namun hari ini kita diajak untuk merenungkan dan melaksanakannya dalam kehidupan kita. Karena bertujuan menyadarkan kita bahwa menyelami pemikiran Allah merupakan sebuah proses iman yang terus menerus ada.
Sejak tanggal 21 Agustus 2017, adik bungsu suami saya memasuki masa emeritasi. Dalam refleksi yang dia tulis di Buku Kenangan, ia menyampaikan bahwa tak pernah terpikir sedikit pun bahwa akan menjadi seorang pendeta. Maka, setelah lulus SMA, ia melanjutkan studi di Fakultas Teknik Sipil UNS Surakarta. Namun ketika tiba di semester akhir, ia merasa Tuhan memanggilnya untuk menjadi hamba-Nya. Menyadari kondisi keuangan keluarga, ia berdoa, “Tuhan, saya mau menyelesaikan kuliah saya dulu. Kalau nanti setelah lulus, saya masih merasakan panggilan Tuhan ini, maka saya akan kuliah lagi di Sekolah Teologi”.
Bukan hanya adik yang meminta waktu untuk menyelami pemikiran Allah. Ibunya pun gundah dan resah. Semula sang ibu berharap, dengan selesainya si anak bungsu studi di UNS, berarti tuntas sudah kewajiban Beliau memberikan bekal ilmu kepada keempat anaknya. Lulus kuliah, berarti bisa memperoleh pekerjaan dan hidup mandiri. Karena sebagai orangtua tunggal, sungguh sangat berat perjuangan kehidupan yang harus dijalani… Selama beberapa hari Beliau bergumul dalam doa dan airmata, sampai akhirnya Beliau menjawab “ya”, dan anak bungsu pun melanjutkan studi di Sekolah Teologi.
Sebagai manusia, kita memang memiliki pemikiran sendiri. Namun dalam relasi dengan Allah, sebagai anak-anak Allah, kita tidak bisa mengandalkan pemikiran kita sendiri. Tiga tolok ukur yang Allah berikan kepada kita dalam menjalani kehidupan ini adalah menyangkal diri, memikul salib dan mengikuti-NYA. Melakukan tiga hal ini akan memampukan kita untuk tunduk dengan rendah hati dalam kesediaan menyelami pemikiran Allah. Walaupun tidak mudah!