Allah Hadir Untukmu
Bacaan : 1 Raja-raja 19:9-18 ; Roma 10:5-15 ; Mat 14:22-33
TAKUT…setiap kita tentu pernah merasakan takut. Dan takut tentu luas sekali. Dalam KBBI, Takut : merasa gentar (ngeri) menghadapi sesuatu yang dianggap akan mendatangkan bencana, gelisah; khawatir. Saat bersama berani…bersama teman, keluarga, orang yang dikasihi. Tapi saat sendiri….muncul khawatir, kegentaran, gelisah…kita TAKUT!
Para Murid saat berada di danau Galilea, diatas perahu,bersama-sama. Meskipun menghadapi laut yang cukup bergelora karena angin sakal( Angin yang berlawanan arah). Mereka tidak TAKUT! Boleh kita membayangkan kapal itu adalah keluarga kita, atau gereja kita ini. Sama seperti kita saat berada di zona nyaman kita, kita tidak takut. Ketakutan itu muncul saat mereka melihat Yesus berjalan diatas air. Dalam tradisi orang Galilea, mereka meyakini laut adalah tempatnya kuasa jahat. Karena itu wajar mereka berteriak “Hantu!” Disini Matius ingin menegaskan bahwa gereja tidak perlu takut akan gelombang yang menghantam tetapi yang perlu ditakuti adalah ketidaksadaran akan kehadiran Tuhan
“Tenanglah!Aku Ini Jangan Takut”.Ego Eimi, 24 kali kata-kata ini muncul dalam injil Yohanes. Secara harafiah artinya ini aku atau aku adalah. Yang mempunyai makna Tuhan yang maha Ada, Tuhan maha hadir!inilah kata-kata khas Yesus. Apapun badai yang dihadapi. Tuhan selalu ada!
Namun saat Petrus berjalan sendiri,bukan angin sakal tapi hembusan angin biasa yang dirasakan, takutlah Petrus dan tenggelam. Petrus adalah gambaran kita yang keluar dari zona nyaman, meskipun Tuhan sudah meyakinkan kita dan menenangkan kita, tapi toh seringkali kita masih ragu dan takut. Menariknya kisah ini adalah, meskipun kita akhirnya tenggelam dalam keraguan, dan kita berseru kepada Tuhan, Tuhan tanpa ragu menolong dan menarik tangan kita untuk untuk keluar dari keraguan kita. Namun seruan kita tidak hanya di mulut kita saja, tapi juga didalam hati kita berseru penuh iman.
Bayangkanlah Tuhan seperti Ibu, dan kita adalah bayinya. Relasi Ibu dan bayinya tidak tergantikan oleh apapun juga. Di saat penderitaan kita alami menangislah dan berserahlah penuh kepada sang ibu kita Yesus Kristus sang juru selamat.
– Pdt. Winner Pananjaya