Menolak Diam
Saat ini, kondisi negeri ini cukup memprihatinkan. Paham radikalisme sedang marak, sikap intoleran dari sebagian warga negara terhadap sesama anak bangsa yang berbeda suku, ras atau agamanya terjadi di mana-mana. Diskriminasi yang berbau SARA terpampang di depan mata kita. Belum lagi pemegang kekuasaan yang menyalahgunakan kekuasaan mereka untuk memperkaya diri dengan tindakan koruptif. Apakah menyaksikan semuanya itu hanya keprihatinan yang keluar dari bibir kita? Atau cukup dengan membahasnya di kedai kopi sebagai bahan gosip belaka?
Yang terjadi adalah, orang Kristen masuk ke dalam ’silent majority’. Mencari aman dengan diam. Sehingga keluar pernyataan yang cukup populer: ”Indonesia tidak kekurangan orang baik. Persoalannya, banyak orang baik hanya berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa.” Pernyataan ini cukup pas dengan kondisi yang terjadi di masyarakat kita, karena memang banyak orang, termasuk kita memilih bersikap diam, karena tidak ingin berurusan dengan orang lain. Atau ada lagi ucapan jenaka di sosial media: Kalau ungkapan ”Sing waras ngalah” dituruti, maka dunia ini akan dikuasai oleh orang gila!
Menghadapi situasi dan kondisi masyarakat seperti ini, apa yang seharusnya orang Kristen perbuat? Untuk menjawabnya, marilah kita mencari apa yang Tuhan perintahkan untuk kita lakukan melalui firman-Nya. Yehezkiel, sebagai nabi diminta untuk menjadi penjaga kota. Penjaga kota bisa berarti Yehezkiel harus menjaga moralitas bangsa Israel dari serangan dosa. Yehezkiel harus memperingatkannya untuk pertobatan umat. Jika ada orang jahat dan kita tidak memperingatkannya, dan orang jahat itu mati karena dosanya, maka Tuhan akan meminta pertanggungan jawab atas nyawanya kepada kita. Peringatan yang cukup keras, bagi orang yang berdiam diri terhadap kejahatan.
Sedangkan Injil Matius mengatakan bahwa kita harus membawa kembali orang yang berdosa kepada jalan Tuhan. Tegorlah empat mata dengan penuh kasih. Jangan mempermalukannya. Rasul Paulus mengingatkan kepada kita bahwa waktu (kairos), berbicara mengenai kesempatan yang sangat terbatas. Marilah kita pergunakan waktu kita untuk berbuat baik dengan memberi teladan dan teguran jika melihat sesama kita menyimpang dari jalan Tuhan. Ada saatnya waktunya habis, dan kita sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, dan pada gilirannya diminta pertanggungan jawab oleh Tuhan.
Sebagai orang yang telah diselamatkan dari hukuman dosa karena anugerah Tuhan melalui kasih Yesus Kristus, marilah kita senantiasa mengucap syukur dengan menolak diam. Marilah kita suarakan kebenaran sejati dari Kristus dengan penuh kasih kepada sesama kita.

Jabatan
