Hidup yang Bertanggung Jawab

Setiap kita, tanpa terkecuali pastilah memiliki tanggung-jawab. Entah hal yang kecil dan mudah hingga hal yang besar dan susah. Bahkan di setiap usia memiliki tanggung-jawabnya masing-masing. Namun tidak menutup kemungkinan,di usia belia atau bahkan masih anak-anak memiliki tanggung jawab yang besar layaknya seorang kepala rumah tangga, begitu juga sebaliknya. Tentu beban tanggung-jawab kita satu dengan yang lain tidaklah sama dan tidak dapat disamakan. Maka saat Yesus menggambarkan dalam bentuk talenta yang berbeda-beda,itu bukanlah soal adil tidak adil, namun mau menunjukan bahwa setiap kita berbeda. Bukan juga berarti yang banyak lebih baik daripada yang sedikit.

Tanggung-jawab selalu diikuti dengan kepercayaan (trust). Makin besar tanggung-jawab, makin besar juga kepercayaan yang diberikan, meskipun ada juga yang sengaja memberikan tanggung-jawab yang besar untuk menjatuhkan dan menghancurkan orang itu. Itulah sifat manusia yang jelas berbeda dengan Tuhan. Saat Tuhan memberikan tanggung-jawab, itu berarti Tuhan mengenal kita dan benar-benar mempercayakan kepada kita.

Dalam kisah perumpamaan Talenta ada orang yang bertanggung jawab (5& 2 talenta) dengan yang tidak bertanggung jawab (1 talenta). Menariknya dalam bagian ini adalah justru orang yang mendapatkan beban lebih besar justru lebih bertanggung-jawab, dan yang mendapatkan beban paling ringan justru paling tidak bertanggung-jawab. Hal ini terjadi karena cara pandang orang yang mendapatkan 1 talenta berbeda dengan yang 2 dan 5 talenta. Orang yang mendapatkan 1 Talenta berpikir bahwa tuannya kejam sehingga 1 talenta dianggap sebagai penghinaan bukan penghargaan. Inilah penggambaran umat Israel dalam kitab Zefanya. Tuhan itu kejam, maka mereka memilih menyembah allah lain.

Ternyata cara pandang kita kepada Tuhan menentukan sikap kita dalam merespons anugerah dari Tuhan. Apakah kita mensyukuri setiap talenta yang diberikan kepada kita? Dan apakah kita mengerjakan setiap tanggung-jawab yang Tuhan sudah berikan kepada kita?